JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Tak Ingin Petaninya Jadi Korban, Pemdes Bedoro Sragen Inisiatif Pasang 7 Rumah Burung Hantu. Targetkan Jadi Sentra Penangkaran

Pemasangan rumah burung hantu di areal persawahan Desa Bedoro, Sambungmacan, Sragen untuk menekan hama tikus, Jumat (27/8/2021). Foto/Wardoyo
   

[contact-form][contact-field label=”Nama” type=”name” required=”true” /][contact-field label=”Surel” type=”email” required=”true” /][contact-field label=”Situs web” type=”url” /][contact-field label=”Pesan” type=”textarea” /][/contact-form]

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Rentetan insiden petani tewas kesetrum jebakan tikus di beberapa wilayah di Sragen, membuat Pemdes Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, mulai tergerak.

Tak ingin terjadi kasus serupa, Pemdes setempat berinisiatif merintis solusi menekan hama tikus lewat pemberdayaan predator burung hantu.

Sebagai tahap awal, hari ini Jumat (27/8/2021) pagi tadi, Pemdes memulai dengan memasang rumah untuk burung hantu.

Sebanyak tujuh rumah burung hantu dipasang di tujuh titik persawahan di beberapa dukuh setempat. Pemasangan rumah burung hantu itu juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian Eka Rini, Muspika dan tokoh desa setempat.

Kepala Dinas Pertanian Sragen, Ekarini, bersama Muspika dan Kades Bedoro, Pri Hartono disela-sela pemasangan rumah burung hantu di Bedoro, Jumat (27/8/2021). Foto/Wardoyo

Kades Bedoro, Pri Hartono mengatakan pemasangan rumah burung hantu itu digagas menyikapi banyaknya kasus petani kesetrum jebakan tikus di wilayah Sragen.

Baca Juga :  Jelang Masa Jabatan Berakhir, Bupati Sragen Gelar Halal Bi Halal dan Mohon Maaf di Sumberlawang dan Miri

Pemberdayaan burung hantu dinilai sebagai solusi menekan populasi tikus sekaligus mengembalikan keseimbangan ekosistem alam.

“Hari ini kita pasang 7 rumah burung hantu, menyebar di tengah persawahan. Sementara rumahnya dulu, nanti kalau sudah ada rumahnya biasanya burung hantu liar akan datang. Ke depan nanti akan kita datangkan burung hantu, satu rumah dua ekor,” paparnya seusai kegiatan.

Tujuh rumah burung hantu itu diadakan dari alokasi dana desa. Masing-masing dibuat dengan anggaran Rp 1 juta lebih sedikit.

Setelah 7 rumah awal, nantinya akan dilanjutkan dengan memperbanyak jumlahnya. Direncanakan dari 8 kelompok tani yang ada, masing-masing akan dijatah 5 rumah untuk dipasang di wilayah masing-masing.

“Nanti kita alokasikan juga untuk pengadaan burung hantunya. Minimal satu rumah diisi 2 ekor,” terangnya.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

Ditambahkan, pihaknya menargetkan Desa Bedoro ke depan bisa menjadi desa sentra penangkaran burung hantu di Sambungmacan.

Sementara soal kondisi serangan tikus, Kades menyebut sebenarnya di wilayahnya juga ada serangan. Namun petani di wilayahnya mulai sadar akan bahaya setrum sehingga tidak ada yang memasangnya.

Pemasangan rumah burung hantu itu mendapat apresiasi dari Kadistan Sragen, Eka Rini Mumpuni.

Ia berharap petani mulai membudayakan penanggulangan hama tikus dengan cara yang aman yakni gropyokan, emposan dan burung hantu.

Seperti diberitakan, pemasangan setrum jebakan tikus di Sragen masih marak di sejumlah wilayah. Dampaknya sudah 19 petani tewas akibat kesetrum jebakan tikus yang mereka pasang sendiri.

Rata-rata tewas akibat terpeleset ketika hendak membenahi atau mematikan aliran listrik ke perangkap jebakan tikus. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com