Beranda Umum Internasional Afghanistan Kian Memanas, Polwan Hamil 8 Bulan Tewas Ditembak

Afghanistan Kian Memanas, Polwan Hamil 8 Bulan Tewas Ditembak

ilustrasi mayat
Ilustrasi mayat korban pemotor terjun ke jurang / Pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Situasi di Afghanistan masih terus memanas. Sejak kelompok Taliban mengambil alih kekuasaan negara itu, berbagai tindak kekerasan santer tersiar.

Terkini, dilansir dari Republika.co.id, seorang polisi wanita Afghanistan meregang nyawa di rumahnya setelah ditembak mati oleh pasukan militan Taliban.

Banu Negar, seorang polisi wanita yang tengah berada di rumah bersama keluarganya di Firozkoh, ibu kota provinsi Ghor tengah tiba-tiba didatangi oleh sekelompok orang bersenjata yang kemudian membunuhnya di depan keluarganya.

Melansir BBC.com/Indonesia, pihak keluarga mengatakan bahwa Negar adalah seorang penjaga penjara di Afghanistan dan sedang hamil delapan bulan saat kejadian nahas itu menimpanya.

Merespon berita tentang tewasnya Banu Negar, Zabiullah Mujaheed selaku juru bicara Taliban mengatakan bahwa mereka bukanlah pihak yang bertanggungjawab atas peristiwa tersebut dan kasus itu masih berada dalam penyidikan mereka.

“Kami mengetahui insiden itu dan saya memastikan Taliban tidak membunuhnya, penyelidikan kami sedang berlangsung,” ujar Zabiullah Mujaheed, Senin (6/9/2021).

Terkait siapa sebenarnya dalang di balik kematian Banu Negar masih terus diusut. Penyelidikan mengalami kendala lantaran banyak orang di Firozkoh mengkhawatirkan keselamatannya apabila mereka banyak berbicara mengenai kasus tersebut.

Salah satu saksi mata menunjukkan bagaimana kondisi Banu Negar setelah meregang nyawanya di tangan tiga orang bersenjata biadab. Gambar grafis menunjukkan darah berceceran di dinding di sudut ruangan dan tubuh Banu Negar dengan wajah rusak parah.

Melansir Republika.co.id, Taliban atau yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan “Mahasiswa” merupakan kelompok Islam ekstremis yang bertujuan menerapkan hukum syariah Islam di Afghanistan.

Taliban memulai pergerakannya di tanah Afghanistan pada periode 1990-an saat melakukan perang saudara di negara itu. Pada periode itu, Taliban berhasil menguasai beberapa wilayah di Afghanistan.

Perjuangan Taliban terus berlangsung sampai pada 1996 mereka berhasil Menguasai Kabul, Ibu Kota Afghanistan. Selanjutnya, kekuasaan mereka meluas ke hampir seluruh wilayah di Afghanistan.

Pada periode kekuasaan Taliban itu, mereka dinilai memerintah dengan beringas, melakukan banyak tindak kekerasan, bekerjasama dengan kelompok-kelompok teroris, menindas hak-hak perempuan, dan melakukan banyak ‘serangan’ ke kelompok-kelompok agama lain.

Salah satu yang paling dikenal adalah saat rezim mereka menghancurkan situs kuno berusia 1.500 tahun lantaran dianggap musyrik dan tidak sesuai dengan kepercayaan mereka terhadap agama Islam.

Pasukan gabungan tentara Amerika-Australia pada 2001 menyerang Taliban dengan harapan berhasil meruntuhkan kekuasaan mereka dan mengembalikan pemerintahan Afghanistan ke pemerintahan sesungguhnya.

Pada periode itu, Taliban melakukan perlawanan sembari fokus melindungi Usamah bin Laden. Saat konfrontasi itu berlangsung, Taliban dengan segera dapat digulingkan dan kekuasaan atas kota-kota besar berhasil direbut. Taliban dipaksa mundur dan bersembunyi di wilayah-wilayah pedalaman.

Meskipun kekuasaan telah kembali ke tangan pemerintah Afghanistan, gerakan Taliban tak sepenuhnya musnah. Mereka masih terus bertahan dan melawan di wilayah pedalaman dengan dukungan dari penduduk setempat, terutama etnis Pahtun di selatan negeri.

Mereka bertahan dan selama 20 tahun melakukan perlawanan pada tentara Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk pemerintah Afghanistan.

Sampai selama beberapa bulan terakhir militer Amerika Serikat dan sekutunya menarik mundur pasukan dari Afghanistan. Taliban di bawah kepemimpinan Hibatullah Akhundzada mulai melakukan gerakan besar hingga untuk kedua kalinya berhasil menguasai Afghanistan. Wahyu Anwari