
BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keinginan para petani Desa Jagoan, Kecamatan Sambi, Boyolali untuk mengurai masalah air bagi areal pertanian di desanya kini bisa terealisasi.
Hal itu terwujud setelah dibuatnya puluhan sumur dalam di desa tersebut.
Pemerintah Desa (Pemdes) setempat membuat puluhan sumur dalam di area persawahan tadah hujan tersebut.
Ada 20 titik sumur dalam yang telah selesai dibuat dan telah tersambung dengan jaringan listrik.
Menurut Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Bambang Jiyanto, pembuatan sumur dalam itu menjadi solusi bagi petani dalam usaha pertanian.
Di mana, sawah tadah hujan hanya mengandalkan irigasi saat musim hujan.
Sehingga, petani di sana hanya bisa panen padi satu kali dan palawija sekali dalam setahun.
Namun dengan dengan sumur dalam itu, petani bisa panen padi 2 hingga 3 kali dalam setahun.
“Sawah tadah hujan ini semula tidak terairi irigasi teknis. Yang tadinya sulit air, begitu ada sumur dalam, akhirnya bisa teraliri,” kata Bambang Jiyanto, Kamis (23/9/2021).
Dijelaskan, sebagian besar area pertanian di wilayah Kecamatan Sambi merupakan sawah tadah hujan.
Hanya 764 hektar sawah yang terairi dari saluran irigasi teknis. Antara lain, Desa Canden dan Desa Catur.
Meski begitu, kontribusi hasil pangan dari Kecamatan Sambi sangat besar. Bahkan produksi nomor 4 terbanyak se wilayah Kabupaten Boyolali dengan produksi lebih dari 23 ton gabah kering setiap tahunnya.
Pihaknya berharap inovasi untuk mengatasi masalah irigasi sawah tadah hujan bisa dicontoh oleh desa-desa lain.
Diapun mengapresiasi Pemdes Jagoan yang telah menganggarkan dana dari APBDes ini untuk meningkatkan produktivas pertanian.
“Inovasi ini yang sangat bagus dan bisa menjadi contoh desa- desa lainnya,” ujarnya. Waskita