WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Untuk memfasilitasi warga terkonfirmasi positif COVID-19 di layanan isolasi terpusat atau terpadu (isoter) tentu membutuhkan anggaran. Tentu saja anggaran ini dibebankan ke pemerintah setempat.
Lantas berapa biaya yang dikeluarkan untuk operasional isoter? Setiap daerah dipastikan berbeda-beda. Ini tergantung jumlah pasien, lama perawatan, fasilitas, dan pendukung lainnya.
Hanya saja sebagai gambaran, biaya operasional isoter di Wonogiri mencapai ratusan juta. Biaya itu untuk satu bulan pelayanan di isoter di Gedung PGRI.
“Hampir 174 juta, sekitar itu. Anggaran BTT (belanja tidak terduga) kami masih cukup untuk itu,” kata Jekek, sapaan akrab Bupati Wonogiri Joko Sutopo, baru-baru ini.
Dia mengatakan pihaknya tetap menyiagakan Gedung PGRI Wonogiri sebagai fasilitas isoter meskipun saat ini tidak ada pasien yang ada disana.
“Tetap kami siapkan sebagai wujud kesiapsiagaan Wonogiri dalam rangka penanggulangan dan penanganan Covid-19,” kata dia.
Sarana dan prasarana (sarpras) yang merupakan inventaris sejumlah dinas di Gedung PGRI memang ditarik dan nantinya akan dipasang sarana prasarana penunjang yang didapatkan dari bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sarpras dari BNPB akan dipasang sehingga fasilitas itu akan lebih representatif.
Sekedar informasi, sejak awal Agustus lalu, Gedung PGRI mulai terisi pasien. Secara kumulatif jumlahnya mencapai 100 lebih. Pada akhir Agustus, seluruh pasien sudah dipulangkan usai negatif korona.
Jekek, mengatakan awalnya tak banyak pasien positif Corona yang menjalani isolasi di Gedung PGRI. Namun akhirnya semakin banyak pasien yang masuk usai mengetahui bahwa menjalani isolasi disana tak perlu dikhawatirkan. Masyarakat teredukasi sehingga mulai datang dengan sendirinya. Aris
