SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemdes Gondang dan tokoh masyarakat menggulirkan wacana untuk merombak lokasi Mbah Gajah di wilayah setempat menjadi pasar rakyat.
Selain memaksimalkan potensi desa, perombakan dilakukan untuk menghapus citra negatif Mbah Gajah yang selama ini melekat sebagai lokasi esek-esek terselubung.
Wacana itu dikemukakan Kades Gondang, Warsito saat menghadiri serap aspirasi anggota DPRD Provinsi Jateng, Untung Wibowo Sukowati di Kecamatan Gondang, belum lama ini.
“Gondang itu sebenarnya ada lahan strategis Mbah Gajah. Nah, wacana Pemdes mau dijadikan pasar desa atau pasar rakyat. Mohon nanti bisa dibantu dari Mas Bowo,” paparnya.
Warsito menguraikan kehadiran Pasar rakyat itu digagas untuk merubah wajah Mbah Gajah yang selama ini banyak diasumsikan sebagai lokasi lokalisasi terselubung.
Selain menambah pendapatan desa, juga diharapkan menghilangkan stigma negatif dan membersihkan dari segala aktivitas PSK di kompleks Mbah Gajah.
“Pekerja PSK masih ada meski satu dua dan terselubung. Harapan kami kalau dijadikan pasar rakyat dengan sendirinya bisa bergeser ke yang lainnya dan tidak jadi ikon negatif lagi. Itu juga upaya untuk pemulihan dan pemberdayaan ekonomi desa,” jelasnya.
Warsito menambahkan jika mengandalkan dana desa, Pemdes kesulitan untuk membangun karena keterbatasan anggaran.
Menanggapi hal itu, Untung Wibowo Sukowati mengapresiasi wacana perombakan Mbah Gajah menjadi pasar rakyat. Pihaknya mendukung pemberdayaan pasar rakyat untuk menggerakkan ekonomi desa dan warga.
“Nanti akan kami koordinasikan dengan dinas terkait yang memungkinkan,” paparnya.
Wacana itu juga mendapat dukungan dari tokoh masyarakat Desa Gondang. Anggota DPRD asal Gondang, Bambang Widjo Purwanto mengatakan pembangunan pasar rakyat di kompleks Mbah Gajah juga mencuat dan didukung para Ketua RT dan RW di Gondang saat pertemuan beberapa waktu lalu.
Selaku Ketua Paguyuban RT RW, ia memandang keberadaan pasar rakyat atau pasar desa itu tidak hanya merubah image negatif Mbah Gajah, namun juga upaya untuk menata pasar kambing dan kayu yang selama ini semrawut.
“Kemarin masukannya agar lokasi Mbah Gajah ditata dijadikan pasar rakyat. Di depannya kan ada tanah kas desa, bisa dipakai ruko atau kios-kios yang bisa difungsikan. Sehingga ada hasilnya untuk nambah pendapatan desa. Selain tujuan utamanya merubah image negatifnya,” tuturnya.
Bambang menyampaikan meski sudah terkikis dan PSK hanya tinggal satu dua, image negatif sebagai lokalisasi tak serta merta bisa hilang dengan mudah.
Pihaknya akan berupaya membantu melalui jalur legislasi agar wacana itu bisa direalisasi. Misalnya dengan anggaran BKK atau yang memungkinkan.
“Masyarakat sebenarnya sudah lama menolak keberadaan itu (lokalisasi Mbah Gajah). Karena di samping malu, juga merusak moral. Ya nanti kita akan upayakan kalau bisa ada bantuan meski lewat BKK. Karena itu lahannya tanah kas desa. Kalau bisa ditata, saya yakin potensinya bagus dan pasar akan bisa ramai,” tandasnya. Wardoyo