Beranda Daerah Sragen Jangan Suudzon, Ternyata Ini Alasan Mengapa Siswa di Sragen Dilarang Naik Ojek...

Jangan Suudzon, Ternyata Ini Alasan Mengapa Siswa di Sragen Dilarang Naik Ojek Online ke Sekolah!

Kelakuan Kocak Anak Sekolah saat Naik Ojek Online (Sumber: Instagram//dramaojol.id

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Sragen memastikan Sragen siap menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) mulai pekan depan.

Selain wajib menjaga prokes, bupati menekankan selama PTM anak dilarang naik ojek online dan wajib diantar orangtua.

Larangan naik ojek online yang sempat dilontarkan oleh bupati itu, ternyata disampaikan bukan tanpa alasan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto menyampaikan alasan mendasar adalah memproteksi siswa atau anak agar terhindar dari risiko penularan Covid-19 selama PTM.

Menurutnya, meski sudah banyak yang vaksin, ada juga tukang ojek online yang dimungkinkan belum divaksin. Padahal mobilitas ojek online terbilang tinggi.

“Kalau ojek online yang resmi mungkin sudah divaksin. Tapi kalau yang pocokan kan belum tahu apakah sudah divaksin atau belum. Bukan apa-apa, untuk menjaga saja agar meminimalisir risiko penularan Covid-19,” papar Hargiyanto di sela mendampingi Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati meninjau vaksinasi di Desa Tangkil, Sragen, Rabu (1/9/2021).

Kelakuan Kocak Anak Sekolah saat Naik Ojek Online (Sumber: Instagram//dramaojol.id

Hargiyanto menyampaikan selain larangan ojek online, siswa juga diimbau tidak makan di sekolah selama PTM.

Hal itu dimaksudkan untuk meminimalisir siswa membuka masker dan berinteraksi dengan siswa lain.

Menurutnya, jika dibolehkan makan di sekolah, dikhawatirkan kepatuhan memakai masker akan berkurang karena mereka pasti akan lepas masker saat makan.

Baca Juga :  Detik-detik Akhir Kampanye Pilkada 2024 Kyai NU di Sragen Pilih Dukung Bowo - Suwardi Ini Alasannya

“Kalau makan kan pasti lepas masker. Akhirnya nanti jadi ngobrol dengan teman-temannya jadi lupa jaga jarak dan lainnya. Itu yang rawan penularan Covid-19,” jelasnya.

Hargiyanto memastikan sejauh ini, mayoritas guru di Sragen sudah divaksin Covid-19. Mereka menjadi sasaran pertama yang ikut divaksin di tahap awal.

Kalaupun ada yang belum divaksin, dimungkinkan mereka yang saat jadwal vaksin, kondisinya tidak memungkinkan atau tidak lolos skrining.

“Yang jelas, untuk guru, mayoritas sudah vaksin karena mereka memang kita prioritaskan di awal vaksinasi dulu,” tandasnya.

Bupati Yuni menyampaikan saat ini tengah dilakukan pendataan sekolah-sekolah yang sudah siap menggelar simulasi PTM.

Menurut rencana, PTM akan kembali digelar mulai pekan depan di semua jenjang. Tidak ada lagi penunjukan sekolah simulasi namun kesiapan sekolah yang menjadi tolok ukur pelaksanaan PTM.

“Untuk PTM kita sudah siap. Ini masih mendata sekolah yang sudah siap. Nanti hari Senin kita mulai masuk, kita lihat,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (1/9/2021).

Bupati menyampaikan untuk teknis PTM, sekolah yang sudah siap diberi keleluasaan untuk menggelar PTM. Hanya saja ada beberapa persyaratan yang memang harus dipenuhi.

Persyaratan yang dimaksud antara lain, kesiapan sarana prasarana penunjang prokes seperti wastafel, pengecek suhu tubuh hingga cairan hand sanitizer.

Baca Juga :  Dahsyat, Kampanye Terbuka Bowo Suwardi di Sragen Didukung Langsung Presiden Prabowo dan Masa Pendukung Penuhi Lapangan Nglorog Hingga Jalan Raya Sukowati

Semua siswa dan guru diwajibkan tetap mengenakan masker dan jaga jarak mutlak harus dilakukan.

“Lalu kapasitas murid yang masuk per kelas maksimal 50%. Sarana prokesnya harus siap,” terangnya.

Bupati juga menegaskan selama PTM, murid harus diantar oleh orang tua langsung. Tidak boleh naik ojek online dan kendaraan umum.

Lantas tidak makan diperkenankan makan di sekolah. Serta waktu belajar hanya dibatasi 30 menit 3 jam saja.

“Anak-anak harus diantar orangtuanya. Jangan naik ojek online. Ini demi menjaga keselamatan bersama agar tetap lancar dan terhindar dari potensi penyebaran Covid-19. Insya Allah udah siap anak anak,” tandasnya. Wardoyo