JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Penasaran, Mana Saja 5 Rumah Sakit di Sragen yang Dapat Rapor Merah dari BPJS Selain RSUD. Nih Simak Penjelasan Bupati!

Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebanyak lima rumah sakit di Sragen dinyatakan berkinerja buruk dalam menyediakan layanan badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) Kesehatan.

Satu di antaranya adalah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen yang biasa disingkat RSSP Sragen. Bahkan rumah sakit pelat merah itu menempati posisi terjelek dari 5 rumah sakit dengan rapor kinerja terjelek dari total 10 rumah sakit yang ada di Sragen.

Lantas mana saja empat rumah sakit lainnya? Saat ditanya wartawan, Bupati Sragen memilih tidak mengungkapnya.

“Nggak perlu lah, jangan kepo. Yang jelas RSUD yang menjadi binaan saya. Karena rumah sakit negeri harus memberikan contoh yang lain. Yang lain nggak perlu saya sebutkan,” papar Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati ditemui di sela vaksinasi di DPC PDIP, Sabtu (18/9/2021).

Saat ditanya apakah 4 rumah sakit sisanya itu semuanya rumah sakit swasta, Bupati juga enggan mengomentari.

Ia hanya menegaskan, rapor 5 rumah sakit itu ia sampaikan agar menjadi introspeksi dan evaluasi bagi manajemen rumah sakit itu untuk segera berbenah.

“Kalau seorang pimpinan marah itu pasti ada dasarnya. Kalau pemimpin itu nyentil semua harus menyadari itu aja. Yang lain kita lakukan pembinaan internal agar layanan BPJS dan rumah sakit bisa berjalan baik. Harapan saya agar 10 rumah sakit ini bisa melayani masyarakat dengan baik. Itu aja,” tandasnya.

Baca Juga :  Awas Uang Palsu Gentayangan di Sragen Saat Bulan Romadhon, Berikut Pesan Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama

Sebelumnya, rapor merah 5 rumah sakit itu diungkap Bupati saat peresmian instalasi Oxygen Generator di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen atau RSUD Sragen, Jumat (17/9/2021).

Bahkan, orang nomor satu di jajaran Pemkab Sragen itu sempat tak kuasa menahan amarahnya ketika menyampaikan hasil penilaian dari BPJS untuk rumah sakit- rumah sakit di Sragen.

Ia pun meminta agar rapor dari BPJS itu menjadi perhatian bagi semua manajemen rumah sakit dan para dokter pengampu.

“Mohon ini jadi perhatian para dokter. Dari 10 rumah sakit, lima rumah sakit rapornya merah oleh BPJS,” papar Bupati dengan nada sedikit tinggi.

Bupati kemudian melanjutkan yang membikin jengkel adalah dari 5 rumah sakit terburuk itu, salah satunya ternyata RSUD dr Soehadi Prijonegoro.

Rumah sakit berlabel pelat merah terbesar di Sragen itu masuk di jajaran rapor merah. Bahkan, RSSP yang barusaja meresmikan gedung puluhan miliar menjadi paling buruk dari 5 rumah sakit berapor merah.

Pencapaian buruk itu dikhawatirkan bisa mengancam kelangsungan kerjasama rumah sakit dengan BPJS Kesehatan.

“Ini akan membuat keberlangsungan kerja sama dengan BPJS dalam perhatian khusus. Saya minta jadi perhatian,” tandasnya.

Baca Juga :  Sejumlah Lansia Penerima KPM PKH di Ngrampal Sragen Antri Suntik Vaksin Booster di Pukesmas

Bupati juga sempat membandingkan dengan RSUD dr. Soeratno Gemolong.

Meski sama-sama berstatus badan layanan umum daerah (BLUD), namun RSUD Gemolong ternyata lolos dari rapor merah dan bisa mendapat rapor hijau BPJS Kesehatan.

Ia pun meminta semua manajemen RS yang berapor merah segera mengevaluasi dan memperbaiki. Waktu sebulan diberikan untuk perbaikan.

“Tidak boleh lagi merah. Kalau tidak hijau, nanti akan saya kasih punishment. Harapan saya, segera temen-temen di Soehadi berbenah. Bagaimana bisa bangga melayani masyarakat kalau sistem pelayanannya saja masih belum bisa dipercaya oleh BPJS untuk keberlangsungan kerja sama berikutnya,” tukasnya.

Menurut Bupati, penilaian merah itu muncul dari hasil evaluasi di banyak hal.
Semua indikator itu merujuk pada layanan rumah sakit dan kecepatan dalam menangani keluhan atau pasien.

“Ada masalah respon time terhadap pasien, respon time terhadap keluhan, kecepatan, rujuk balik dan sebagainya,” ujarnya.

Bupati menyebut ada sekitar 8 komponen penilaian yang dijadikan indikator. Ia mengaku tak hafal semua indikator itu.

Namun yang ia ingat adalah poin yang bernilai jelek dan menjadi penekanan untuk dilakukan perbaikan.

“Yang saya ingat yang jelek untuk di-push dan diperbaiki,” jelasnya.

Halaman selanjutnya »

Halaman :  1 2 Tampilkan semua
  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com