YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sepanjang akhir pekan kemarin, kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta sudah mulai dipadati oleh wisatawan.
Berbagai macam pembatasan yang sejatinya masih diterapkan di masa PPKM Level 3 itu pun seolah tidak jadi halangan.
Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya, Ekwanto berujar, angka kunjungan Malioboro sudah meningkat sejak Sabtu (25/9/2021) lalu.
Ia memperkirakan, dalam satu hari ada lebih dari 1.000 wisatawan yang memadati Malioboro.
“Estimasi kami weekend ini sudah di atas 1.000. Sudah jauh meningkat dibanding PPKM Level 4 kemarin. Tadi malam itu, kita lihat ramai sekali, ya,” tandasnya, Minggu (26/9/21).
Menurut Ekwanto, kebijakan pemadaman lampu utama di sepanjang kawasan Malioboro setelah pukul 21.00 WIB pun tampaknya tak mengurangi animo wisatawan.
Menurutnya, warga masyarakat sudah begitu merindukan Malioboro.
“Tetap banyak wisatawan yang datang meski lampu sudah dimatikan. Kemungkinan, itu karena kerinduan yang sangat mendalam. Hari ini kan lumayan macet juga. Banyak yang pengen hanya sekadar lewat Malioboro saja,” cetusnya.
“Karena kantong-kantong parkir di sekitar Malioboro juga belum buka. Di ABA (Abu Bakar Ali), Senopati dan Ngabean, semuanya belum dioperasikan lagi itu,” lanjut Ekwanto.
Lebih lanjut, pihaknya pun berupaya memanfaatkan animo tinggi wisatawan ini guna menggulirkan simulasi kebijakan waktu kunjungan Malioboro maksimal 2 jam.
Simulasi itu, mulai dilangsungkannya sejak Jumat (24/9/2021) silam.
Karena itu, seluruh pengunjung yang memasuki kawasan Malioboro saat ini diwajibkan melakukan scan barcode yang terhubung dalam sistem ‘Sowan Jogja’.
Melalui skema itu, waktu kunjungan seluruh wisatawan dapat terpantau.
Nantinya, ketika pengunjung tersebut sudah lebih dari dua jam berada di kawasan Malioboro, maka petugasnya akan mengirim notifikasi, agar yang bersangkutan segera bergeser.
“Batas waktu kunjungan dua jam mulai disimulaisikan. Jadi, simulasi masuk Malioboro dengan barcode ‘Sowan Jogja’, itu otomatis terhubung dengan sistem kami,” terangnya.
Di samping itu, Ekwanto pun menyatakan, pihaknya sudah mensiagakan personel secara penuh. Ia mengaku tidak mau kecolongan, terutama terkait penerapan protokol kesehatan. Alhasil, pengawasan harus dilakukan secara maksimal.
“Karena walaupun belum dibuka, tapi sudah ramai. Kami dibantu OPD lain, dari Dishub, dan Satpol PP. Personel kami (Jogoboro) juga dikerahkan. Kita mengedukasi pengunjung yang tidak mentaati prokes,” pungkasnya.