JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Baru-baru ini, series berjudul Sianida menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Series yang tayang secara resmi di platform WeTv dan Iflix ini mengangkat genre chrime thriller yang jarang ditemukan di series-series Indonesia.
Pro dan kontra pun muncul sejak penayangan perdana Rabu (25/8/2021). Banyak penonton protes dan merasa keberatan karena hubungan sesama jenis yang ditampilkan secara blak-blakan.
Tidak hanya itu, alur cerita yang mirip kasus kopi sianida Jessica-Mirna 2016 silam dianggap melukai keluarga Mirna selaku korban.
Dilansir dari akun Instagram kembaran Mirna Salihin, Sandy Salihin mengungkapkan kekecewaannya.
Menurutnya hal itu telah membuka luka lama yang ditutup selama bertahun-tahun. Meskipun ia tahu keseluruhan cerita tidak persis dengan kisah keluarga mereka.
“Kami menutup luka lama, namun orang-orang ini membukanya kembali pada keluarga kami” tulis kembaran Mirna Salihin tersebut di laman Instagram Story-nya. Rabu (1/9/2021).
Series Sianida sendiri menceritakan pasangan pennyuka sesama jenis Amelia (Aghniny Haque) dan Jenny (Jihan Almira).
Jenny meninggal usai menenggak kopi bercampur sianida di sebuah kafe dalam acara reuni bersama ketiga temannya.
Amelia kemudian dituduh sebagai pelaku pembunuhan karena ia yang memesan kopi terlebih dahulu. Series garapan Shridar Jetty ini dibintangi Aghniny Haque, Jihan Almira, Rio Dewanto, Michelle Joan, hingga Djenar Maesa Ayu.
Menanggapi komentar yang beredar, Raam Punjabi selaku produser Sianida The Series menuturkan bahwa cerita yang mereka angkat adalah cerita fiktif.
Ia juga membantah jika Sianida adaptasi kasus Mirna Salihin, menurutnya banyak kasus pembunuhan dengan sianida baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Lantas, sebenarnya seberapa mirip alur cerita series Sianida dengan kasus Mirna Salihin?
Episode pertama, tokoh Jenny (Jihan Almira) meninggal usai meminum kopi yang dipesan Amelia (Aghniny Haque).
Amelia memesan kopi lebih dahulu sebelum rekan-rekannya datang. Ia menolak untuk mencicipi kopi Jenny. Lantas, Jenny mengalami kejang-kejang dan dinyatakan meninggal.
Merasa ada hal yang mengganjal dari kasus kematian Jenny, polisi melakukan penyelidikan dan menemukan kandungan sianida di dalam kopi Jenny. Maka dapat dikatakan series ini menampilkan adegan yang sama dengan kasus Mirna.
Namun, hingga episode empat yang sudah tayang, alur cerita sudah dibelokkan dari kasus Mirna. Sayangnya, persahabatan, keluarga, bisnis, dan problematika orang-orang metropolitan seolah tertutup dari kaca mata penonton.
Pembukaan adegan pasangan lesbian telah mengalihkan fokus cerita pada kasus utama, ada apa di balik pembunuhan Jenny?
Meskipun menuai kontra, banyak penonton yang merasa terhibur. Mereka mengeapresiasi alur cerita dan ketegangan yang berhasil diciptakan setiap episodenya.
Ditambah lagi akting pemain yang ‘pas’ dalam memerankan setiap karakter. Terbukti saat ini Sianida The Series menempati urutan dua WeTv Hot, mengalahkan series-series luar negeri lainnya.
Di Indonesia sendiri, ada beberapa kasus pembunuhan dengan menggunakan sianida. Selain kasus Jessica-Mirna, ada kasus pembunuhan oleh pimpinan padepokan Satrio Aji, dan yang terbaru kasus sate sianida di Bantul beberapa bulan yang lalu.
Terlepas dan pro dan kontra yang ada, setidaknya series ini menunjukkan gambaran betapa mengerikan setiap kasus pembunuhan berencana menggunakan zat-zat adiktif. Sri Rejeki