SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus gugatan cerai yang diajukan Asih Dewi Lestari (23), penjual siomai cantik asal Desa Bendo, Sukodono, Sragen, menyisakan cerita mengharukan.
Sejak kabur misterius lima bulan hingga muncul dengan gugatan cerainya, sang suami, Dwi Nugroho (31) terpaksa harus hidup dengan dua anaknya yang masih kecil-kecil.
Anak yang pertama berusia 7 tahun dan duduk di bangku kelas 1 SD berinisial JG. Sedangkan anak kedua masih berusia dua tahun berinisial RM.
Karena tak punya kerabat dan orangtua, Dwi terpaksa mengaduk kedua buah hatinya itu sendirian di rumah peninggalan orangtuanya.
Lantaran tak ada yang membantu mengasuh, pria yang berprofesi sebagai sopir itu terpaksa harus menanggalkan pekerjaannya sebagai sopir ayam di Jakarta.
Sejak ditinggal kabur sang istri, ia memilih menerima job nyopir serabutan lokalan demi bisa dengan kedua anaknya.
“Karena Mas Dwi sudah nggak punya orangtua. Dia sendiri yang ngasuh anaknya. Makanya sudah nggak ke Jakarta lagi, sementara nyopirnya lokalan. Kadang antar tebu, kadang diminta antar muatan ke Jawa Timur. Pokoknya dilakoni demi bisa menghidupi kebutuhan keluarga tapi juga tetap bisa ngasuh anak-anaknya,” papar S.Jadi, salah satu tokoh desa Bendo sekaligus tetangga yang sejak awal memberi pendampingan Dwi, Sabtu (16/10/2021).
Yang mengharukan, karena tak ingin jauh dari anak-anaknya, Dwi terkadang sampai rela mengajak anaknya ikut kerja nyopir.
Seperti saat mengantar muatan ke daerah Nganjuk Jatim beberapa hari lalu, Dwi terpaksa mengajak anaknya. Buah hatinya itu diajak dan ikut duduk menemani bapaknya di jok depan.
“Karena kalau ke Jawa Timur kan sampai malam, jadi diajak sekalian biar bisa dekat. Jadi sambil kerja sambil momong. Saya kadang kalau melihat bisa mbrebes Mas. Kasihan, begitu cintanya sama keluarga dan anak sampai rela begitu,” terang Jadi.
Di sepanjang perjalanan ketika diajak nyopir, Dwi juga sesekali mengajak komunikasi dan menanyai anaknya. Hal itu demi mengusir kejenuhan mengingat jarak perjalanan bisa berjam-jam.
Sementara, harapan Dwi untuk kembali bersatu dengan Dewi, kini ibarat jauh panggang dari api. Pasalnya dalam sidang gugatan cerai di PA Sragen, Kamis (14/10/2021) lalu, Dewi sudah bulat dan nekat meminta cerai.
Tak hanya menolak mediasi, wanita cantik itu juga bersikukuh ingin pisah dengan dalih sudah tidak harmonis dan tak jodoh lagi. Sikap ngotot Dewi itu akhirnya membuat Dwi kini hanya bisa pasrah menerima keadaan dan berusaha tegar menerima kenyataan.
“Kalau awalnya alasannya agak janggal. Karena ngakunya nggak pernah dikirimi nafkah. Padahal selama Mas Dwi kerja di Jakarta, selalu rutin kirim uang ke rumah. Bukti transfernya juga masih disimpan semua. Lalu kemarin pas mediasi pertama itu alasannya berubah pokoknya sudah nggak jodoh dan nggak harmonis. Padahal suaminya masih berharap damai demi keluarga dan anak-anak. Tapi agaknya sudah ngotot minta cerai, ya Mas Dwi pasrah dan kalau memang nggak bisa diharapkan lagi, akan diikhlaskan,” terang Jadi.
Ihwal kemungkinan adanya orang ketiga yang memicu Dewi kabur, Jadi mengatakan saat ditanya waktu bertemu di PA Sragen kemarin, Dewi tetap memilih bungkam.
Pun saat ditanya selama lima bulan menghilang dari rumah, wanita cantik yang kemarin tampil berhijab itu juga merahasiakan di mana ia tinggal dan sama siapa.
“Dia hanya bilang saya nggak bisa matur soal itu Pak. Yang jelas saya tinggal di tempat teman. Tapi di mana tidak disebutkan,” imbuh Jadi.
Karena tidak ada titik temu, hakim PA akhirnya memutuskan menunda sidang dan akan dilanjutkan pada tanggal 28 Oktober mendatang. Di sidang itulah bakal menjadi penentu nasib rumah tangga Dwi dan Dewi berikut kisah haru yang mengiringinya. Wardoyo