BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Para petani di wilayah Boyolali bagian utara diminta bersabar. Mereka diingatkan agar tidak tergesa- gesa memulai tanam karena hujan belum merata.
Menurut Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian (Dispertan), Supardi, masa tanam (MT) 1 harusnya bisa dilakukan September-Oktober.
Namun, prediksi kemarau basah dengan pasokan air hujan melimpah justru meleset.
“Daerah utara Boyolali masih dilanda kekurangan air. Alhasil ratusan hektare lahan belum bisa digarap,” katanya, Jumat (22/10/2021).
Dijelaskan, permasalahan air untuk irigasi terjadi setiap tahun. Terutama bagi petani di kawasan Boyolali utara, seperti Kecamatan Simo, Kemusu, Karanggede, Wonosegoro, Wonosamudro dan lainnya.
Menghindari gagal panen, petani diminta bersabar.
“Tahun ini prediksi dari BMKG masuk kemarau basah. Itu sebenarnya sudah ayem karena Agustus masih hujan. Ternyata September-Oktober justru kering. Dan hujan kemarin juga tidak merata.”
Mayoritas petani daerah utara, lanjut dia, mengandalkan air hujan untuk keperluan irigasi lahan pertanian. Sedangkan sawah yang dialiri saluran irigasi hanya terbatas. Sedangkan ketika tanam padi maupun palawija seperti jagung, tetap memerlukan air. “Sehingga, kalau nekat menanam dikhawatirkan puso dan petani merugi.”
Terkait dengan dengan keberadaan sumur bor atau sumur pantek, dia mengakui sudah cukup banyak.
Hanya saja, saat kemarau panjang, debit airnya juga mengecil. Sehingga tidak bisa mencukupi semua lahan pertanian. Waskita