JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Naik Perahu Gethek, Menteri Sandiaga Uno Mengaku Ketakutan Mitos Punden Tingkir di Sangiran Sragen. Apa Mitosnya?

Menparekraf Sandiaga Uno bersama Bupati Sragen saat menaiki perahu rakit menuju Punden Tingkir di Desa Wisata Sangiran, Kalijambe, Sragen, Sabtu (9/10/2021). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno di Desa Wisata Sangiran di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Sabtu (9/10/2021) menyisakan cerita lain.

Selain menyambangi Museum Sangiran, Sandiaga juga menyempatkan diri untuk meresmikan Desa Wisata Sangiran yang berjarak sekitar 500 meter dari museum.

Nah, untuk menuju ke Desa Wisata, Mas Menteri bersama Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mendapat kesempatan naik perahu rakit atau gethek menyusuri anak Sungai Cemara.

Bersama Bupati, Sandi menaiki perahu rakit yang dikemudikan salah satu warga dengan pakaian kejawen.

Kemudian perahu itu disangga oleh dua warga lain yang mengawal perahu dengan setengah badan berada di air.

Sepanjang perjalanan naik rakit, Sandiaga dan Bupati Yuni tak lupa menyapa warga yang menyambut mereka dari dua sisi sungai.

Sekitar 200 meter menyusuri sungai, mereka akhirnya tiba di dekat Punden Tingkir dan lokasi Desa Wisata Sangiran.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Rupanya, pengalaman naik perahu rakit itu memberi kesan tersendiri bagi Sandiaga.

Ia mengaku sedikit ketakutan saat berada di atas perahu. Namun ternyata ketakutannya bukan soal naik perahunya. Akan tetapi ada sebab lain.

“Beliau tadi (Sandiaga) agak takut saat naik gethek (perahu rakit). Mungkin karena beliau belum pernah naik gethek,” ujar Bupati setengah bergurau saat memberikan sambutan di hadapan warga.

Menparekraf Sandiaga Uno bersama Bupati Sragen saat menaiki perahu rakit menuju Punden Tingkir di Desa Wisata Sangiran, Kalijambe, Sragen, Sabtu (9/10/2021). Foto/Wardoyo

Sang menteri yang ada di sampingnya, langsung menyahut. Sandiaga menyebut sebenarnya dirinya takut bukan karena naik perahunya.

Namun takut akan mitos yang berkembang bahwa naik gethek ke Punden Tingkir di Desa Wisata Sangiran itu bisa naik pangkat atau derajat.

“Saya takutnya naik pangkat.
Kata Pak Lurah kalau naik gethek ke Punden Tingkir bisa naik pangkat,” ujar Sandi setengah bercanda.

Papan nama di pintu masuk Desa Wisata Sangiran. Foto/Wardoyo

Sementara, Kades Krikilan, Widodo menyampaikan desa wisata Sangiran dirintis sejak 2019 lalu dengan ide awal dari pemuda berkolaborasi dengan Pemdes.

Desa wisata itu dirintis dengan menggali potensi desa salah satunya Punden Tingkir dipadu dengan potensi alam dan ekonomi kreatif yang ada di masyarakat.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

Namun begitu dirintis, langsung diterpa pandemi sehingga belum sempat terangkat.

“Yang ditawarkan konsep desa wisata ini ada wisata alam dan wisata budaya dan outbond. Ada 20 pedagang UMKM yang terlibat di sini. Produknya mulai dari makanan olahan tradisional, kerajinan batu dan bambu,” ujarnya.

Untuk sementara, baru pasar di Desa Wisata Sangiran yang sudah buka rutin setiap minggu. Sementara untuk tiket masuk masih gratis.

Dalam waktu dekat Pemdes akan segera berkoordinasi dengan pihak BPSMP Sangiran terkait rencana ke depan agar Desa Wisata di Sangiran bisa berkolaborasi dan terus buka setiap hari.

“Kalau pasarnya setiap Minggu udah buka tapi konsepnya jogo tonggo. Tapi karena hari Selasa besok museum sudah buka, kita juga akan buka. Nanti pengunjung dari sub terminal akan ditarik ke sini. Mudah-mudahan bisa ramai,” ujarnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com