Beranda Daerah Boyolali Cerita Misteri Seputar Makam Unik di Tengah Pesawahan Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo,...

Cerita Misteri Seputar Makam Unik di Tengah Pesawahan Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali

Ini penampakan makam unik di tengah areal persawahan di Mojosongo, Boyolali / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Dua onggok nisan ini solah kesepian dan merana di tengah areal persawahan di Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.

Ya, hanya ada dua nisan itu saja. Tak ada yang lain.

Satu makam atau nisan tertulis nama Darso Hardjono dan satu nisan lainnya tidak bernama.

Makam itu  dibangun oleh para pejuang yang dulu tergabung dalam Tentara Pelajar (TP).

Pasalnya, Darso Hardjono yang bekerja sebagai sinder pengairan dinilai berjasa besar membantu perjuangan TP melawan penjajah Belanda.

Supaham (73) warga setempat yang juga mantan Kades Brajan menjelaskan, berdasarkan cerita turun- temurun, dua jenazah yang dimakamkan satu liang adalah tokoh masyarakat setempat.

Mereka sampyuh atau meninggal bersama- sama setelah terjadi duel.

Keduanya berselisih paham karena rebutan air untuk mengairi areal pertanian miliknya.

Keduanya tak ada yang saling mengalah, hingga terjadi perselisihan dan perkelahian. Karena sama- sama sakti, maka perkelahian berlangsung cukup lama.

“Hingga keduanya meninggal dan dimakamkan dalam satu liang,” ujarnya, Kamis (18/11/2021).

Cerita yang sama juga diungkapkan Darmawan, Kasi Pemerintahan Desa Brajan. Dirinya juga pernah mendengar cerita meninggalnya kedua orang tersebut akibat berkelahi setelah saling memperebutkan air untuk irigasi pertanian.

Namun demikian, dia tidak sepenuhnya percaya cerita itu. Justru dia menilai, cerita tentang duel berebut air hanya dibuat untuk sekedar menutupi kejadian yang sesungguhnya.

Hal itu bertolak dari kebiasaan Darso Hardjono semasa hidupnya dulu.

Menurut Darmawan yang juga keponakan almarhum Darso Hardjono, semasa hidupnya, almarhum sering berada di makam tak bernama itu. Jika ada waktu longgar, utamanya pada malam hari maka almarhum sering duduk berlama- lama di sana.

“Kata almarhum Pak Dhe saya itu, rasanya nyaman dan aman berada di makam tak dikenal tersebut.”

Bahkan, almarhum juga yang merawat makam itu. Hingga kemudian, saat Darso Hardjono meninggal, lalu dimakamkan di sana sesuai permintaan almarhum semasa hidupnya. Dia pun merasa aneh dengan cerita yang dikenal warga terkait makam berisi dua jenazah itu.
“Jadi, terasa tidak masuk akal kalau makam tak dikenal itu berisi jenazah dari dua orang yang meninggal saat berebut air. Pasalnya, justru Pak Dhe saya senang di sana, rasanya nyaman dan aman.”

Cerita berbeda justru diungkapkan Yulianto, warga Boyolali Kota. Menurutnya, cerita yang berkembang dimasyarakat itu merupakan perlambang. Kejadian sesungguhnya tidak seperti cerita yang dikenal masyarakat.

“Cerita berebut air itu perlambang sebagai air kehidupan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.”

Artinya, kedua orang tak dikenal yang dimakamkan dalam satu liang itu justru orang yang taat beribadah. Meski kepercayaan atau agamanya berbeda, keduanya saling berupaya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan hingga keduanya meninggal. Waskita

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.