Beranda KOLOM Menyoal Pola Suksesi Praja Mangkunegaran

Menyoal Pola Suksesi Praja Mangkunegaran

Pendapa Pura Mangkunegaran / Foto: Prabowo

 

Oleh : Andjar Hari W*

Saat berbicara dalam seminar memetri (memelihara) nilai-nilai Pura Mangkunegaran, sejarahwan dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Dr Susanto sempat menceriterakan hal yang jarang diketahui masyarakat umum.

Dikatakan oleh doktor sejarah yang sering diajak berdiskusi oleh Gusti Mangku (panggilan KGPAA Mangkunegoro IX.Red) semasa hidupnya untuk mengurai sejumlah masalah di Praja Mangkunegaran.

Doktor Susanto menceriterakan gaji Pengageng Pura Mangkunegaran itu kecil. “Jadi saya ya heran kalau jabatan sebagai ketua kerabat  Mangkunegaran atau Pengageng Pura Mangkunegaran kok kini seakan jadi rebutan,” papar Dr Susanto tanpa menyebut besaran nilai rupiah gaji seorang Penguasa Praja Mangkunegaran di era milenial ini.

Untuk meyakinkan audiens seminar bahwa statemennya, kalau saat ini di Pura Mangkunegaran yang didirikan oleh Pangeran Sambernyawa sekitar tahun 1757 atau 264 tahun lalu, Dr Susanto memberi ilustrasi cerita.

Beberapa institusi atau pengusaha swasta yang beratensi akan nyumbang peralatan di perpustakaan Rekso Pustaka (didirikan semasa KGPAA Mangkunegara IV tahun 1867.Red) yang berada di dalam kompleks Pura Mangkunegaran, ditolak secara halus.

Dengan catatan kalau di ujungnya ada biaya tambahan yang harus disangga pihak Pura Mangkunegaran. Bukan jenis sumbangannya misal mesin foto copy di sebuah perpustakaan yg mengkoleksi berbagai manuskrip kuno berkaitan sejarah budaya jawa tentu penting bisa difungsikan.

Namun ujungnya, lha nanti yg bayar listriknya siapa? Itu pertanyaan balik dari pengelola di Pura Mangkunegaran yang didirikan oleh Pangeran Sambernyawa yang kini dinilai dalam kesulitan ekonomi itu.

Soal kesulitan ekonomi itu mencuat saat konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melakukan alih fungsi bekas Pabrik Gula (PG) Colomadu bakal dijadikan sebuah kawasan destinasi wisata baru dengan nama The Tjolomadoe. Gusti Mangku saat itu sempat masgul karena keinginannya untuk mendapat kompensasi finansial dari pengambil alihan pabrik gula yang didirikan oleh eyangnya Mangkunegara IV, tahun 1861 tidak berhasil.

Diharapkan pemerintah RI yang saat proklamasi kemerdekaan RI langsung didukung penuh oleh Praja Mangkunegaran, bahkan seluruh aset Mangkunegaran termasuk Pabrik Gula Colomadu dan Tasikmadu yang saat diserahkan ke pemerintah adalah sebuah perusahaan penghasil gula dalam status menguntungkan. Hapusnya sumber kekayaan Pura Mangkunegaran di era republik membuat ekonomi Pura Mangkunegaran terpuruk.

Baca Juga :  Bahlil Lahadalia Kesengsem Soto Khas Solo, Cocok Rasanya dan Paten

Kini sepeninggal Kanjeng Gusti Mangkunegoro IX tengah terjadi proses pergantian kepemimpinan. Di Mangkunegaran sebutan raja adalah Adipati Praja Mangkunegaran.

Sekarang ada setidaknya tiga kandidat yang bakal berlaga memperebutkan tahta adipati penguasa Praja Mangkunegaran. Dari segi usia yang paling tua adalah Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundra Jiwa Suryanegara.

Gusti Paundra adalah putra Gusti Mangkunegoro IX dengan istri pertama Sukmawati Soekarnoputra. Paundra dikenal berkiprah di jagad seni budaya.  Film yang dibintangi Paundra berjudul “Gita Cinta Dari SMA ” sempat box office banyak ditonton para remaja.

Calon MN X yang kedua adalah Kanjeng Raden Mas Haryo (KRMH) Roy Rahajasa Yamin. Roy adalah cucu Mangkunegoro VIII. Juga cucu pahlawan nasional Mohammad Yamin. Ibunya Roy adalah GRAy Retno Satuti Yamin Suryohadiningrat yang merupakan kakak kandung Mangkunegoro IX .

Roy dikenal sebagai pengusaha muda yang bergerak di bidang jasa penyedia internet. Pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2009-2012. Roy juga dikenal sebagai Direktur Utama PT Hotel Dana Permai.

Sementara calon ketiga atau paling muda adalah GPH Bhre Cakrahutama . Bhre adalah putra Mangkunegoro IX dengan prameswari Gusti Kanjeng Putri (GKP) Prisca Marina Mangkunegoro IX .

Bhre merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) dan memiliki prestasi di lomba karya ilmiah tingkat internasional. Bhre juga ditugasi ayahandanya almarhum MN IX untuk menggarap renovasi bangunan bersejarah di Mangkunegaran yang didanai pemerintah.

Adanya pernyataan dari Pengageng Wedana Satrio Pura Mangkunegaran KRMT Lilik Priyarso yang mengklaim sebagai juru bicara Pura Mangkunegaran saat peringatan 100 hari surut atau mangkatnya Mangkunegoro IX mengatakan masih berlakunya angger-angger atau tatanan adat Mangkunegaran untuk memilih siapa nantinya yang menjadi Pengageng Praja Mangkunegaran dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegoro X.

“Selain itu juga saya sampaikan bahwa yang berhak memilih Mangkunegara X hanyalah Keluarga Inti yang dikoordinir oleh Gusti Prameswari Mangkunegara IX yakni Gusti Kanjeng Putri (GKP) Prisca Marina Mangkunegara IX. Anggota keluarga inti yakni putra/ putri Mangkunegoro IX. Di antaranya putra Mangkunegara IX dengan istri pertama Sukmawati Soekarnoputri diantaranya Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundra Jiwa Suryanegara dan RAy Menur. Juga putra dari Mangkunegoro IX dengan prameswari GKP Marina yakni GPH Brhe Cakrahutomo dan BRay Ancilasyura.”

Baca Juga :  Dukungan Makin Deras Mengalir, Kali Ini Tokoh Katolik se-Serengan Deklarasi Dukung Respati-Astrid

“Sementara sedherek (saudara kandung.Red) Mangkunegoro  IX seperti GRAy Retno Astrini, GRAy Retno Satuti Yamin Suryohadiningrat, serta GRAy Retno Rosati Hudiono Kadarisman Notohadiningrat hanya berwenang memberi saran bukan berhak memilih,” ujar  KRMT Lilik Priyarso.

Pernyataan Lilik itu dinilai mengarah pada terpilihnya kandidat tertentu. Padahal sejarah pemilihan yang jumeneng Adipati di Mangkunegaran tidak memiliki pola yang sama. Misal saat dipilihnya Gusti Pangeran Hario Soedjiwokoesoemo menjadi Mangkunegoro IX  yang bertindak sebagai ‘panitia seleksi’ adalah Dewan Pinisepuh. Bukan Keluarga Inti.

Saat itu Dewan Pinisepuh beranggotakan Kangjeng Pangeran Hario Soerjosoejarso (suami dari Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemo Wardhani Soerjosoejarso), Gusti Raden Ayu Satoeti Yamin Soerjohadiningrat, Kangjeng Raden Mas Tumenggung Sanyoto Soetopo Koesoemohatmodjo serta Kangjeng Raden Mas Tumenggung H Darmono Tirtonoto.

Dimana akhir-akhir ini ada pihak yang ingin mengubah pola penggantian Dewan Pinisepuh berubah ke Keluarga Inti. Sebelumnya Konfigurasi pemilih yang bakal memilih Mangkunegara X adalah Dewan Pinisepuh Pura Mangkunegaran.

Dewan Pinisepuh  terdiri GKP Prisca Marina Mangkunegara IX , GRAy Retno Satuti Yamin dan GRAy Retno Rosati Hudiono Kadarisman serta GRAy Retno Astrini. Ke empat anggota Dewan Pinisepuh itu punya hak dan kewenangan sama yakni untuk memilih siapa bakal Mangkunagoro X.

Semoga jalannya pemilihan hingga penobatan Mangkunegoro X dapat berlangsung aman, damai. Semoga.(*)

 

*–Penulis adalah Wartawan di Solo—-