SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejumlah masyarakat awam mungkin bertanya-tanya ketika melewati ruas Jalan Ir. Soekarno, di Dusun Tanjunganom, Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo.
Pasalnya, terdapat satu makam kecil yang dipertahankan meskipun jalan itu diperlebar. Padahal, beberapa bangunan hingga makam telah dipindahkan demi memperlancar proyek tersebut.
Setelah ditelusuri, ternyata sebuah makam kecil itu adalah makam kucing Raja Kasunanan Surakarta, Pakubuwono (PB) X, yang nisannya bertulis Nyai Tembong. Dulunya, area tersebut memang diketahui sebagai kawasan pemakaman hewan kesayangan Raja Kasunanan Surakarta.
Kucing yang diberi nama Nyai Tembong itu berjenis Candramawa serta berwarna hitam. Makam ini tidak dipindahkan saat keberadaannya terancam proyek pembangunan. Masyarakat mengistimewakan makam kucing tersebut.
“Dari tokoh-tokoh masyarakat di Tanjunganom, makam itu tidak boleh dipindahkan, karena itu dikeramatkan. Sehingga saat ini masih di sana, dan kini dibaguskan dikit,” ungkap Prasetyo, Kasi Kesra Desa Kwarasan sekaligus tokoh masyarakat setempat dilansir dari Tribunnews pada Selasa (2/11/2021)
Prasetyo juga menuturkan bahwa makam Nyai Tembong dulunya sering diberi taburan bunga oleh warga. Keberadaan makam itu menjadikan desa Kwarasan mempunyai situs sejarah.
“Kalau untuk tempat berdoa, meminta sesuatu itu tidak. Hanya dulu diberikan bunga tabur, karena dikeramatkan,” sambungnya.
Di Desa Kwarasan juga terdapat potensi sejarah lainnya berupa tugu batas kota.
“Tugu batas kota itu menurut nenek moyang saya, sebagai pembatas antara Sukoharjo di sebelah selatan, dan Surakarta di sebelah utara,” imbuhnya.
Prasetyo bersama pihaknya berencana akan memetakan dan mencari sejarah yang valid agar situs lainnya dapat tersampaikan ke masyarakat luas.