SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Aksi tanam padi di tengah hujan yang dilakukan Ketua DPR RI, Puan Maharani di Yogyakarta (DIY) pada Kamis (11/10/2021) lalu ramai jadi perbincangan.
Namun bukan soal kegiatan Puan membantu petani yang menanam padi, akan tetapi kegiatan tanam padi di tengah hujan yang dilakoni putri Megawati Soekarno Putri itu yang menjadi topiknya.
Bukan menuai pujian, aksi yang dituding hanya pencitraan itu justru menuai banyak cibiran dan komentar miring dari netizen.
Kerelaaan Puan berhujan-hujan demi ikut nanam padi bersama petani dinilai terlalu aneh dan dipaksakan hanya demi membangun citra positifnya.
Tak hanya warga net, bahkan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pun ikut-ikutan terpancing mengomentari berita soal Ketua DPR RI Puan Maharani menanam padi bersama petani saat hujan.
Namun viral Puan agaknya mendapat pembenaran dari Sragen. Sejumlah emak-emak buruh tanam padi di Sragen, mengaku sebenarnya tidak terlalu aneh menanam padi di tengah guyuran hujan.
Sebab hal itu sudah terbiasa dilakukan oleh buruh atau petani di wilayah Sragen. Seperti dituturkan para buruh tandur dari grup Guyub Rukun Tani Makmur asal Dukuh Dayan, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Sragen ini.
Mereka juga rela menanam padi meski cuaca sedang hujan, Minggu (13/11/2021) sore. Pemandangan tanam padi hujan-hujanan tersebut terlihat dilakukan emak-emak itu di sawah pinggir jalan raya Gabugan-Sumberlawang atau di kampung Karang Kulon, Gading, Tanon.
Sejumlah emak-emak bahkan sampai rela memakai mantol plastik demi melindungi tubuh mereka dari guyuran hujan.
Lasmi (50), salah satu buruh tanam padi asal Gading mengatakan tanam padi saat hujan hujan sudah sering dilakukan ketika musim tanam padi tiba.
Semua itu dilakukan karena sudah menjadi kesanggupan ke petani yang menyewa tenaga mereka.
“Iya, di sini sudah terbiasa tanam padi pas hujan- hujan seperti ini. Biasanya kita pakai mantol plastik kalau pas hujan turun seperti ini,” ujarnya ditemui di lokasi kejadian.
Buruh paruh baya itu mengaku ia menanam padi bersama 8 orang temannya.
Tak hanya hujan-hujan, mereka juga rela memulai aktivitas tanam padi sejak pukul 03:00 WIB agar bisa selesai sebelum terik matahari menyengat. Semua itu dilakoni demi satu alasan.
“Karena sudah menyanggupi orderan dan semua bibit sudah disiapkan oleh pemilik lahan. Kasihan kalau gak dilaksanakan. Lagipula mburuh tandur (tanam padi) ini kesempatan nyari rejeki Mas demi kebutuhan keluarga. Makanya hujan-hujan pun tetap dilakoni,” urai Lasmi diamini rekan-rekannya.
Saat ditanya apa tak takut risiko petir saat hujan mengguyur, Lasmi mengaku biasanya jika hujan terlalu deras dan muncul petir, ia dan rekannya akan menepi terlebih dahulu.
Namun jika hujannya tak terlalu deras dan tidak ada petir, barulah kerjaaan tanam padi dilanjutkan.
“Nggak apa-apa Mas. Kalau hanya hujan biasa, kami tetap lanjut. Tapi kalau ada petir baru minggir,” tandasnya.
Sebelumya ramai kritikan terhadap aksi Puan Maharani menaman padi saat hujan di Jogja. Seperti di kutip dari akun Twitter @susipudjiastuti yang menyindir aksi Puan itu.
“Biasanya petani menanam padi tidak hujan- hujanan,” ujar Susi melalui akun Twitternya, Kamis (11/11/2021). Wardoyo