BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi Covid-19 diam-diam menyebabkan kenaikan jumlah penduduk miskin di Boyolali bertambah.
Berdasarkan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kemensos per Agustus 2021, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Boyolali bertambah 8.000 jiwa.
Menurut Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Boyolali, Ahmad Gojali, semula berdasarkan DTKS yang diterima per Oktober 2020, jumlah penduduk miskin di Boyolali mencapai 132.000 jiwa.
Namun, kini jumlahnya bertambah 8.000 jiwa sehingga total menjadi 140.000 jiwa.
“Dari yang kami dapatkan pada versi Agustus 2021, ada peningkatan 8.000-an di DTKS,” katanya, Selasa (2/11/2021).
Data tersebut kemudian akan dilakukan verifikasi dan validasi di lapangan. Hal ini guna melihat seperti apa perubahan data penduduk miskin yang ada dibanding data sebelumnya. Verifikasi dan validasi ini akan diperbarui setiap bulannya.
“Verifikasi dan validasi data nanti bisa memanfaatkan Monitoring Center for Development (MCD) karena langsung dari RT. Jadi bisa dipertanggungjawabkan.”
Pihaknya juga mengaku belum mengetahui profil penduduk miskin yang masuk ke dalam DTKS.
“Data itu belum dipilah berdasarkan by name dan by address, termasuk apakah masuk ke dalam kelompok rentan seperti lansia, difabel dan lainnya.”
Disinggung tentang program bantuan sosial kepada warga miskin, dipastikan masih terus berjalan. Seperti program keluarga harapan (PKH), bantuan sembako, Kartu Indonesia Sehat (KIS). Dinsos juga menyediakan bantuan jatah hidup (jadup) bagi warga yang menjalani isolasi mandiri akibat terpapar Covid-19.
Namun kini, permintaan bantuan jadup berkurang drastis mengingat Boyolali memasuki Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2. Paparan Covid-19 terus melandai sehingga anggaran bisa efisien.
“Permintaan jadup jauh berkurang kerena Boyolali di Level 2.” Waskita