Beranda Umum Internasional Covid-19 Belum Kelar, Flu Burung H5N6 Muncul Lagi di Cina

Covid-19 Belum Kelar, Flu Burung H5N6 Muncul Lagi di Cina

Kondisi pelaku pencurian rumah korban gunung Semeru saat ditangkap prajurit Yonif. Foto/Istimewa

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Kasus Covid-19 belum selesai, di negara Cina, kembali ditemukan indikasi munculnya kasus infeksi Flu Burung H5N6, tepatnya di Guangdong pada Desember 2021.

Desember tahun ini ditemukan kasus infeksi flu burung H5N6 di Guangdong, Cina.

Untuk tahun ini, Cina mengalami peningkatan angka positif infeksi virus H5N6. Bahkan, beberapa pengidap H5N6 meninggal dunia.

Hal itu menjadi ketakutan bagi para tenaga kesehatan. Lalu, apa itu virus H5N6 di Cina?

Melansir laman sciencedirect.com, terdapat berbagai infeksi virus influenza seperti flu burung H5N1, flu babi H1N1, influenza H7N9, dan influenza H5N2.

Namun, terdapat juga varian baru H5N6. Awal varian ini menjangkit manusia dilaporkan pada awal Mei 2014 di Cina.

H5N6 kemudian menginfeksi masyarakat Cina lagi pada tahun 2021. Melansir laman reuters.com, varian ini tidak hanya telah menjangkit Provinsi Guangdong, namun telah menyebar hingga Sichuan, Chongqing, Guangxi, Anhui, dan Hunan.

H5N6 sebenarnya merupakan virus influenza bagi unggas. Sehingga, varian ini merupakan infeksi lintas spesies. Pembawa virus ini biasanya berawal dari unggas air terutama bebek liar yang bermigrasi.

Terdapat indikasi bahwa infeksi ini menjangkit unggas domestik dari unggas liar. Kemudian, dapat menginfeksi manusia melalui kotoran ataupun kontak dekat dengan burung.

Varian ini termasuk dalam varian influenza A, yang dibagi menjadi dua kategori yaitu High Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dan Low Pathogenicity Avian Influenza (LPAI).

Kedua kategori ini dapat menyebar cepat pada kawanan burung dan menyebabkan penyakit serius pada manusia. Biasanya, unggas yang terinfeksi virus ini jarang menunjukan tanda-tanda penyakit saat menyebarkan ke sesama hewan maupun manusia.

Melansir laman cdc.gov, burung yang terinfeksi mengeluarkan virus flu dengan air liur, lendir, dan kotorannya.

Kemudian, infeksi ini dapat menjangkit manusia jika kuantitas virus flu yang masuk ke mata, hidung, atau mulut manusia banyak.

Pada 2014, manusia tertular flu burung karena membersihkan atau memiliki kontak dengan unggas yang terinfeksi. Melansir laman webmd.com, varian ini dilaporkan sedikit kasus penularan antar manusia.

Jika terdapat penularan pun, penularan yang dekat seperti antara ibu yang tertular virus ketika merawat bayinya yang sakit.

Laporan pertama manusia terjangkit flu burung di Cina adalah pasien laki-laki usia lanjut dengan gejala saluran pernapasan akut, pneumonia, dan meninggal.

www.tempo.co