SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pengusaha nasional asal Sragen, Billy Haryanto akhirnya angkat bicara soal polemik bonus untuk Tim bulutangkis Thomas Cup.
Menurutnya, bonus Rp 500 juta dari kocek pribadinya itu diberikan sebagai wujud kepedulian atas prestasi besar tim bulutangkis beregu putra yang memboyong Thomas Cup setelah 19 tahun dinanti.
Pengusaha beras kelahiran Masaran, Sragen itu memandang bonus layak diberikan karena perebutan Piala Thomas lebih pada prestis nasional dan tidak memiliki hadiah layaknya All England atau turnamen super series bergengsi lainnya.
Sehingga, sudah selayaknya pemerintah memberikan apresiasi dan bonus bagi Tim Thomas yang sudah mengharumkan nama bangsa di kancah dunia itu.
“Piala Thomas itu tidak ada hadiahnya, jadi sudah sepantasnya negara yang harusnya memberikan bonus atau hadiah. Ini Piala Thomas kan gengsinya tinggi sekali seperti Piala Dunia di sepak bola. Nama Indonesia jadi harum,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (5/12/2021).
Pengusaha yang duduk di Dewan Penasihat PBSI itu menyampaikan keberhasilan memboyong piala Thomas itu sangat pantas untuk dibanggakan.
Sebab prestasi itu bak oase di padang gurun setelah Indonesia minim prestasi tahun ini. Terlebih, piala Thomas Cup terakhir kali bisa diraih 19 tahun silam.
Billy menegaskan tidak ada motif lain di balik pemberian bonus kepada Tim Thomas selain kecintaannya kepada dunia bulu tangkis.
“Mereka layak dapat itu. Tapi duit (Rp500 juta) sebenarnya tak banyak karena dibagi dengan 14 orang Tim Thomas. Saya suka bulu tangkis dan kenal secara personal anggota Tim Thomas kita termasuk Jojo. Jadi, saya tidak ada motivasi lain selain alasan itu. Negara kasih bonus atau tidak, itu urusan lain. Saya hanya memperhatikan atlet-atlet kita dan bangga atas prestasi mereka,” tandas pria yang hobi badminton itu.
Sebelumnya, tidak adanya kepastian bonus dari pemerintah menuai sorotan dari atlet hingga warganet.
Polemik pun muncul ketika bonus untuk pahlawan bulutangkis itu justru datang dari kalangan swasta.
Adalah pengusaha nasional kelahiran Sragen, Billy Haryanto.
Dia rela merogoh koceknya sebesar Rp 500 juta sebagai bonus atas keberhasilan Tim Bulutangkis Thomas Cup beberapa waktu lalu.
Jadi Polemik
Bonus dari Billy Beras, sapaan akrabnya, yang langsung dicairkan itu menuai pujian dari atlet. Salah satunya tunggal putra penentu kemenangan Tim Thomas Cup, Jonatan Christie.
Lewat cuitan di akun Twitternya dua hari lalu, Jojo menuliskan apresiasinya kepada Billy atas bonus Rp 500 juta yang langsung cair tanpa gimmick.
Cuitan itu banyak menuai apresiasi dan dukungan dari warganet. Polemik soal minimnya apresiasi pemerintah kembali viral setelah akun Instagram “Volix.media” mengunggah cuitan Jojo yang bernada sindiran untuk pemegang kebijakan.
Postingan ini yang diunggah dengan menyertakan foto Jojo duduk di lapangan badminton itu berbunyi
“Jonatan Christie praised Billy Haryanto, the enterpreneur who reportedly gave a bonus worth IDR 500 milion for the 2020 Thomas Cup Indonesia Team. Jojo’s tweet is widely interpreted as a satire for a group of people/individual who misused the Indonesian team’s achievement for their own benefit”
Jika diterjemahkan kurang lebih (Jonatan Christie mengapresiasi pengusaha Billy Haryanto yang telah memberi bonus senilai Rp 500 juta untuk Tim Thomas Cup Indonesia 2020. Jika diterjemahkan mendalam, cuitan Jojo barangkali sebagai sindiran untuk person atau kelompok yang kurang mengapresiasi prestasi Tim Thomas untuk kepentingan mereka).
Setelah keresahan Jojo viral di media sosial, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali melalui konferensi pers secara virtual, Sabtu (4/12/2021) berjanji akan mengucurkan bonus.
”Setelah saya rapat koordinasi internal, kami memutuskan untuk memberikan apresiasi dari pemerintah,” ujar Zainuddin dilansir dari Humas Kemenpora RI.
Bonus tersebut akan diberikan pada Selasa atau Rabu pekan depan, bersamaan dengan pemberian Satya Lencana Olahraga kepada lima orang yang dinilai telah berjasa besar terhadap olahraga Indonesia.
Namun, Zainudin enggan menyebutkan besaran bonus yang diberikan pemerintah. Wardoyo