Beranda Daerah Wonogiri Jumlah Kasus Kecelakaan di Wonogiri Tembus 677 Korban 72 Orang Kerugian Capai...

Jumlah Kasus Kecelakaan di Wonogiri Tembus 677 Korban 72 Orang Kerugian Capai 270 Juta

Kecelakaan tremes
Truk tanki Pertamina terguling usai kecelakaan di Tremes Sidoharjo Wonogiri. Dok. Polres Wonogiri

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Tahun 2021 belum berakhir, namun demikian jumlah kasus kecelakaan di Wonogiri sudah mencapai 677 kasus.

Dari jumlah kecelakaan lalu lintas ratusan buah itu, korban meninggal atau tewas tidak sedikit. Yakni tembus sebanyak 72 orang.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari Satlantas Polres Wonogiri, Jumat (17/12/2021) terdata adanya kasus kecelakaan di Wonogiri. Terhitung sejak awal tahun hingga November 2021 sudah ada 677 kasus kecelakaan lalu lintas di Kota Mete.

Dari jumlah kecelakaan di Wonogiri sebanyak itu, korban meninggal dunia sebanyak 72 kasus. Sedangkan korban luka ringan mencapai 732 orang.

“Kerugian materiil mencapai Rp 270.400.000,” ungkap Kasatlantas Polres Wonogiri AKP Marwanto.

Mewakili Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto dia memberkan jumlah korban luka lebih banyak daripada jumlah kecelakaan di Wonogiri. Pasalnya bisa jadi dalam satu kasus kecelakaan lalu lintas timbul lebih dari satu korban.

Baca Juga :  Jangan Beli HP Baru Pilih Barang Bekas, Frugal Living Boikot Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

“Mengenai titik kecelakaannya acak, menyebar di seluruh Wonogiri,” ujar dia.

Namun berdasarkan catatan, daerah rawan kecelakaan di Wonogiri selama ini yang kerap menelan korban jiwa yakni arah timur. Atau jalan raya antar provinsi yang berbatasan dengan Ponorogo, Jatim.

Dari sekian kasus, kecelakaan lalu lintas didominasi oleh kendaraan roda dua. Penyebab kecelakaan lalu lintas di Wonogiri selama ini diklaim akibat faktor human error.

“Rata-rata korban meninggal dunia usia dewasa,” kata dia.

Untuk mengantisipasi maraknya angka kasus kecelakaan lalu lintas, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya. Di antaranya memasang rambu-rambu peringatan di titik rawan kecelakaan dan memberikan sosialisasi terhadap pengguna jalan dan masyarakat. Materi dalam rambu-rambu itu menggunakan bahasa daerah (lokal) agar masyarakat yang membaca mudah memahaminya.

Baca Juga :  Fenomena Akhir Tahun, Kebutan Proyek Pembangunan Fisik di Tengah Hujan Deras

Saat ini pihaknya menggandeng pemerintah desa, mulai dari kades, kadus hingga ketua RT dan RW setempat di sekitar lokasi rawan lakalantas. Dengan begitu, sosialisasi sistem getok tular itu dapat langsung menyasar di tingkat masyarakat bawah. Aris