SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Geliat pemberdayaan wisata lokal di Sragen terus bermunculan. Kali ini, di Kampung Sukoharjo, Kelurahan Kroyo, Karangmalang mendeklarasikan diri sebagai Kampung Wisata Sukorejo Menari.
Kampung wisata itu diresmikan Selasa (7/12/2021) malam dengan beragam atraksi dan potensi kesenian tradisional tari yang dimiliki kampung tersebut.
Selain menyajikan tarian, kampung wisata Sukorejo Menari juga menyajikan potensi kuliner lokal yakni Jadah Bakar dan jamu tradisional khas Sukorejo.
Setelah dirintis, nantinya akan digelar pentas minimal sekali dalam sebulan. Ketua Pokdarwis Siti Aji Sukorejo, Kroyo, Kasbullah, mengatakan konsep kampung wisatanya menawarkan atraksi seni tari, musik, dan makanan tradisional setempat.
Kampung wisata itu dirintis dengan melibatkan hampir segala usia warga setempat. Potensi seni tari menjadi andalan dari kampung wisata di wilayahnya.
Kampung wisata menari itu akan ditopang sejumlah komunitas seni. Di antaranya Sanggar Sedap Malam, Sanggar Tari Tancep, Keroncong Siti Aji, Reog Siti Aji, dan komunitas pesilat.
Sanggar Sedap Malam memiliki 54 personel dan Sanggar Tari Tancep telah memiliki 72 anggota.
“Sedap Malam ini merupakan kelompok waria. Kemudian Tancep merupakan wadah latihan menari setiap hari yang diikuti anak-anak dan 85 persennya merupakan anak-anak Sukorejo,” paparnya.
Pihaknya sangat berharap pemerintah mendukung dalam pendanaan dan pendampingan untuk mengembangkan kampung wisata.
Sehingga kehadiran kampung wisata yang mewadahi para seniman itu nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan warga setempat.
“Memang yang pokok itu atraksi tari. Selain itu ada paket belajar gamelan 10 menit, pentas keroncong, dan anak remaja karang taruna menampilkan seni reog. Kami berencana setiap bulan sekali pengadaan event,” imbuhnya.
Kasi Promosi Atraksi dan Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispora) Sragen, Aji Mursita mengatakan Pemkab akan mendukung dan memasarkan Kampung Wisata Sukorejo menjadi kampung wisata berkelanjutan.
“Kami hanya punya sumber daya manusia, kami maksimalkan untuk menjadi atraksi wisata. Di sini nanti ada lebih dari 10 tarian khas Sragen dan paket belajar gamelan 10 menit yang belum ada di Sragen sebelumnya,” jelasnya.
Menurutnya Kampung Sukorejo sangat positif bagi kelestarian budaya lokal. Sebab kehadirannya akan menjadi asa merawat tarian nusantara dan dolanan bocah.
“Jika tidak ada upaya melestarikan seni oleh warga lokal dikhawatirkan seni tari maupun dolanan bocah punah,” tandasnya. Wardoyo