WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Namanya Ajisaka, masih berusia 12 tahun. Namun kemampuannya dalam hitung-hitungan matematika luar biasa.
Kemampuannya itu ditunjukkan dalam perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Kabupaten Wonogiri tahun 2021. Acara digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri pada Jumat (10/12/2021) lalu.
Dari beragam kebolehan yang dipertontonkan anak-anak difabel ada satu yang menarik perhatian. Yakni Aji Saka (12) anak penyandang autisme asal Dusun Jelok Desa Sumberejo Jatisrono Wonogiri.
Kala itu, dia ditantang untuk menunjukkan kebolehannya, yakni melakukan hitungan matematika, mulai dari perkalian hingga pembagian.
Dengan didampingi sang kakak, pertanyaan dari audiens berhasil dia jawab, salah satunya dari Wakil Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno yang juga sempat menanyai Aji Saka.
“Berapa 13 kali 15,” tantang Wakil Bupati Wonogiri Sukarno.
Spontan Ajisaka menyebut angka 195. Jawaban yang terlontar hanya dalam hitungan beberapa detik ini sontak membuat pengunjung memberikan applaus.
Selanjutnya perkalian maupun pembagian sampai dua digit angka berhasil dijawab oleh Aji Saka dengan benar. Lebih hebatnya, itu dilakukan secara cepat tanpa bantuan kalkulator.
Saat dimintai keterangan, sang kakak, Fasih Syahari (22) mengatakan awalnya pihak keluarga tidak menyangka kemampuan adik kandungnya itu.
“Kebiasaan adik saya cukup unik, ya seperti anak pada umumnya, kalau main hp ya main. Tapi malah sering bawa pegang kalkulator,” kata Fasih.
Kendati demikian, Fasih menilai adiknya juga tidak menghafalkan hitungan perkalian dan pembagian tersebut, sebab pertanyaan yang dilontarkan acak. Menurutnya, Aji Saka memang suka dengan matematika saat awal masuk ke SD. Saat ini, Aji Saka merupakan murid kelas 6 SLB Al Ishlah Jatisrono.
Walaupun memiliki kekurangan dalam hal berkomukasi, kata dia, awalnya tidak ada yang menyangka bahwa Aji Saka menonjol dalam hitungan matematika.
“Saya takjub juga awalnya, saat itu sedang mengajari PR matematika. Adik saya minta untuk menghitung dengan kalkulator, tapi tidak mau,” ujar Fasih.
Saat di rumah, aku Fasih, perkalian hingga ratusan dengan puluhan bisa dijawab adiknya dengan benar. Sementara itu, pembagian angka ribuan dibagi dengan puluhan juga bisa.
Sementara itu, orang tua Aji Saka, Nur Saida (46) mengaku bahwa mengetahui kemampuan anaknya yang luar biasa itu dari gurunya. Meskipun begitu, pihaknya menyebut bahwa anaknya memang terlihat menyukai matematika dan ada potensi sejak masuk SD.
Di sisi lain, Nur Saida juga membenarkan bahwa anaknya memang sering membawa kalkulator kemana-mana. Itu dilakukan sejak awal pandemi.
Menurutnya, kemungkinan sang anak jenuh karena tidak bisa berinteraksi dengan teman sekolahnya.
“Saya juga tidak nyangka, awalnya diberi video saat anak saya di sekolah dan menjawab pertanyaan dengan cepat. Tidak menyangka anak saya sepintar itu,” jelas Nur.
Dia juga menceritakan bahwa kala itu anaknya juga sempat menjalani terapi bicara. Akan tetapi, dari sana terlihat menonjol pada matematikanya atau pada hitungan.
Lantas apakah ke depan orang tua akan mengasah kemampuan yang dimiliki Aji Saka itu? Sang ibu menjelaskan bahwa bila potensi dan minatnya di sana, akan mendukung penuh. Aris