WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Sebagaimana diketahui pemerintah bakal menerapkan kebijakan PPKM Level 3 saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pemerintah daerah kemudian menindaklanjuti dengan imbauan tidak mudik terlebih dahulu.
Seperti Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek yang mengimbau warga Wonogiri yang merantau untuk tidak mudik ketika Nataru mendatang. Kebijakan ini ditempuh mengingat pandemi COVID-19 belum berakhir.
Padahal Wonogiri merupakan salah satu daerah asal para perantau. Bagaimana menyikapi kebijakan itu?
Untuk diketahui perantau atau peboro Wonogiri tersebar di sejumlah daerah di Nusantara. Namun mayoritas berada di DKI Jakarta dan sekitarnya.
Sejumlah perantau yang dihubungi JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (4/12/2021) mengaku tidak mempermasalahkan dengan adanya imbauan tidak mudik saat Nataru. Sebab, hal itu bukan kebijakan baru. Pada momen libur sepeti Lebaran atau Nataru tahun sebelumnya pemerintah juga menerapkan kenyataan serupa.
Alasan lainnya, para perantau saat ini sudah terbiasa mudik sewaktu-waktu. Jadi tidak mesti menunggu liburan tiba jika ingin pulang kampung.
“Tahun-tahun kemarin juga begitu, tidak boleh mudik. Tidak masalah, bisa video call-an,” beber perantau di Karawaci, Kota Tangerang Banten, Dias.
Sementara Hesti, perantau asal Wonogiri di Pasar Minggu, Jakarta Selatan menyebutkan kini tak perlu lagi menunggu momen liburan untuk mudik. Dia dan keluarga sudah terbiasa mudik sewaktu-waktu.
“Dulu, ketika mau mudik, memang mesti menunggu momen yang tepat. Misalnya saat Lebaran atau Natal dan Tahun Baru (Nataru) maupun libur anak sekolah,” sebut Hesti.
Ini dilakukan mengingat perjalanan dari daerah perantauan ke kampung halaman cukup lama dan melelahkan. Misalnya dari Jakarta menuju Wonogiri, dengan bus dulu bisa memakan waktu sampai 12 jam jika lancar.
Lama waktu tempuh dipastikan molor hingga berjam-jam ketika macet melanda. Malah kala itu mudik identik dengan macet. Menjadikan jarak Jakarta-Wonogiri sejauh 600-an kilometer bisa dilalui namun molor hingga sehari semalam.
Namun saat ini pasca adanya jalan tol, perjalanan menjadi terpangkas banyak. Dengan bus dari Wonogiri-Solo lanjut tol yang menyambung hingga Jakarta kini bisa ditempuh hanya sekitar 8 jam.
Fakta waktu yang bisa dipangkas itu ternyata membawa dampak besar lain. Yakni perantau tak lagi harus menunggu momen Lebaran, Nataru, atau libur sekolah untuk pulang kampung. Mereka bisa sewaktu-waktu pulang kampung saat ini.
Senada, Annisa, warga Wonogiri yang merantau di Jatibening, Bekasi mengaku kini bisa pulang kampung sebulan sekali. Lantaran itu dia menyebut tidak masalah dengan adanya rencana pemberlakuan PPKM Level 3 saat Nataru dengan konsekuensi tidak boleh mudik.
“Kemarin-kemarin ‘kan sudah bisa mudik, ya tidak masalah bagi saya,” tutur Annisa.
Terpisah Koordinator Terminal Tipe A Giri Adipura Krisak Selogiri Wonogiri Agus Hasto Purwanto baru-baru ini menyebutkan, memang ada pergerakan arus kedatangan bus saat weekend. Selain kultur budaya Jawa ada kemungkinan peboro pulang kampung untuk menghabiskan waktu akhir pekan di kampung halaman. Selanjutnya kembali lagi ke perantauan pada akhir pekan yang sama.
Ini mengingat waktu tempuh perjalanan darat misalnya seperti ke Jakarta sekarang jauh lebih cepat dengan keberadaan jalan tol.
Agus menyebut, dengan perjalanan yang cenderung singkat itu dianggap masyarakat hal yang biasa. Pada akhirnya masyarakat tidak perlu menunggu momen Lebaran saja untuk kembali ke kampung halaman.
Menurut dia, setiap akhir pekan utamanya pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu jumlah penumpang kedatangan cukup banyak.
“Dari data produksi terminal kami mencatat, pada Minggu 28 November lalu jumlah penumpang kedatangan mencapai 1.971 orang,” jelas dia. Aris