JOGLOSEMARNEWS.COM – Pendidikan merupakan sektor terpenting dalam upaya mendukung pemerintah dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Proses pendidikan dijalankan dengan melalui interaksi antara siswa dengan lingkungannya.
Selama proses pendidikan tersebut, peran guru sangat urgen, terutama dalam dalam ruang lingkup sekolah guna mendorong siswa agar mampu menyerap materi pembelajaran secara maksimal.
Setiap guru mata pelajaran, sudah barang tentu memiliki tantangan kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, terutama guru pelajaran Bahasa Inggris yang membutuhkan perhatian ekstra.
Mengapa demikian? Pasalnya Bahasa Inggris merupakan Foreign Language (Bahasa Asing) yang relatif memiliki tingkat kesulitan ekstra.
Sedangkan di satu sisi, siswa diharapkan dapat mengikuti materi tersebut meski banyak kesulitan karena bahasa Inggris bagi siswa SMP merupakan sesuatu yang baru.
Di tengah kompleksitas kesulitan tersebut, guru memiliki tanggung jawab yang besar sebagai pelaksana untuk menyukseskan proses pendidikan di lingkungan sekolah.
Mengajarkan bahasa Inggris, yang notabene bukan “bahasa ibu” kepada peserta didik secara tatap muka saja, sudah memiliki tingkat kesulitan tersendiri.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, jika harus melakukan pembelajaran Bahasa Inggris secara online, tentu tingkat kesulitan yang dihadapi oleh guru lebih tinggi.
Dalam hal ini, kedua belah pihak, baik guru maupun peserta didik harus mampu beradaptasi dengan dunia digital, harus memiliki perangkat yang dibutuhkan dan mampu mengoperasikannya.
Kondisi sekolah dengan sistem online memang tidak bisa dihindari, dan spirit proses pendidikan harus terus hidup dan dijalankan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Lapitan, et.al (2021), spirit pendidikan tersebut didasari sebuah pemahaman bahwa pendidikan merupakan sektor vital, karena berkaitan dengan upaya mewujudkan cita-cita mencerdaskan bangsa.
Hanya saja, dalam praktinya hal itu tidak sesederhana yang dibayangkan. Mengubah kebiasaan pembelajaran tatap muka ke pembelajaran secara virtual tidak semudah membalik telapak tangan. Namun proses tersebut dapat mengatasi berbagai masalah dan tantangan baru, terutama pedagogi dan teknologi (Williamson et al., 2020).
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, banyak skill yang harus dipenuhi untuk mengoptimalkan kemampuan Bahasa Inggris, salah satunya adalah writing. Diketahui, sistem pembelajaran writing yang sebelumnya dilakukan dengan menyampaikan materi di depan kelas, namun sejak berlaku sekolah online guru harus menyesuikan diri dengan sistem dan karakter online.
Dalam tulisan ini, penulis lebih fokus untuk membahas tentang menulis (writing) sebagai bagian dari keterampilan berbahasa.
Writing merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa sesuai dalam silabus pengajaran Bahasa Inggris.
Writing memiliki peran urgen dalam komunikasi formal. Selain itu writing adalah kegiatan mengungkapkan gagasan, pikiran atau bahkan pengalaman dalam bentuk naratif.
Merujuk pada kompetensi pembelajaran bahasa Inggris kelas 9 SMP, peserta didik dituntut untuk dapat menyusun paragraf secara deskriptif tertulis dalam bentuk sederhana.
Untuk melakukannya, peserta didik harus dapat mengembangkan ide-ide mereka sendiri menggunakan bahasa Inggris dengan benar.
Dari sini diketahui, di antara keterampilan berbahasa, writing tampaknya merupakan keterampilan yang paling sulit untuk dipelajari.
Pengajaran writing membutuhkan proses panjang, mulai dari brainstorming hingga produk akhir. Selain itu, writing melibatkan beberapa elemen penulisan seperti konten, fungsi tata bahasa, kosa kata dan mekanik seperti tanda baca, kapitalisasi dan ejaan.
Selama masa pandemi, guru harus menyesuaikan diri dengan kompleksitas mengajar writing dalam pelajaran Bahasa Inggris secara online, karena proses pembelajaran tidak mungkin dilakukan secara luring atau tatap muka selama pandemi.
Adapun salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran writing dalam masa pandemi adalah WhatsApp Autoreply. Aplikasi ini memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan pembelajaran writing dengan lebih mudah.
Cara menggunakan Whatsapp Autoreply ini, pertama kali guru membuka spreadsheet terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan menuliskan petunjuk, info, soal serta score yang akan didapat dan beberapa ketentuan lain dari soal.
Kemudian, buka aplikasi Whatsapp Auto dan mengatur pilihan jawaban otomatis sesuai yang diinginkan, pilih spreadsheet untuk melakukan sinkronisasi dan menambahkan/edit kontak yang diinginkan.
Terutama kontak siswa yang masuk dalam grup pembelajaran sehingga otomatis siswa yang masuk dalam grup kelas mapel tertentu bisa terkoneksi.
Dalam hal ini, hanya guru yang melakukan instal dan setting WA Auto, sementara para peserta didik cukup menggunakan WA seperti biasanya.
Setelah muncul hasil sinkronisasi, kemudian beralih ke WA biasa dan infokan melalui grup pembelajaran bahwa akan dilaksanakan ulangan pada waktu yang sudah ditentukan.
Agar peserta didik dapat mengerjakan soal, maka mereka diharuskan mengirim pesan “INFO” kepada kontak guru dan mengikuti perintah selanjutnya sesuai pesan yang diterima melalui WA.
Peserta didik tetap mengerjakan soal meskipun salah menjawab sampai soal habis.
Jika respons lama, dapat di-off on-kan dan lakukan sinkronisasi pada bagian jawab otomatis. Setelah selesai mengerjakan soal secara keseluruhan, maka akan didapatkan skor masing-masing siswa.
Dengan aplikasi tersebut, pembelajaran writing bisa dilaksanakan untuk memberikan exercise kepada siswa dan mendapatkan produk tulisan siswa.
Aplikasi tersebut juga memudahkan siswa dapat mengikuti ulangan tanpa harus mengakses link tertentu. Cukup hanya dengan menggunakan WA yang sudah biasa digunakan dalam keseharian peserta didik.
Pengunaan WhatsApp Auto sangat bermanfaat dalam pembelajaran writing secara daring dan memudahkan siswa kelas sembilan SMP untuk mengerjakan soal karena aplikasi lebih mudah diakses tanpa masuk pada alamat link tertentu. Guru dan peserta didik akan lebih mudah menggunakannya, sehingga transfer knowledge tetap berlangsung meski pandemi masih berlangsung. (*)
Sri Hartini, S.Pd
Penulis adalah Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 3,
Gondangrejo, Karanganyar