BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kondisi komplek SMAN 1 Kemusu porak poranda akibat dampak banjir pada Kamis (27/1/2022) sore.
Akibatnya, butuh waktu lama dan tenaga yang banyak untuk pembersihan total.
“Ya, baru pembersihan seadanya saja. Untuk pembersihan total baru akan dijadwalkan Senin pekan depan,” ujar Kepala SMAN 1 Kemusu, Muh Zuhri, Jumat (28/1/2022).
Diakui, pihaknya sudah mengajukan permohonan bantuan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali. Bahkan, petugas BPBD langsung merespon dan mengirimkan petugas untuk mengecek kondisi sekolah.
Yaitu, menginventarisir kebutuhan material untuk pembersihannya. Utamanya kebutuhan air untuk menyemprot atau membersihkan lumpur di lingkungan sekolah.
Persoalannya, mobil tangki BPBD dipastikan tidak bisa menjangkau langsung lokasi karena terkendala ketiadaan jalan masuk.
“Satu- satunya cara adalah menggunakan selang untuk menyemprotkan air. Nah, ini baru dihitung kebutuhan selangnya agar bisa menjangkau seluruh lokasi.”
Dihubungi terpisah melalui ponselnya, Kepala Cabdin V Disdikbud Jateng, Sadimin mengaku telah melakukan inventarisasi kerugian akibat banjir bandang tersebut.
Kerugian ditaksir mencapai Rp 700 juta barang-barang milik sekolah ikut hanyut.
Untuk pembersihan melibatkan TNI/Polri, masyarakat setempat, warga sekolah, serta BPBD Boyolali. Pihaknya juga memantau tingkat kerusakan.
Serta menentukan prioritas perbaikan sesuai ketersediaan anggaran.
“Karena anggaran sudah digedok maka akan dicarikan sumber dana lain. Prioritas awal adalah pembersihan ruang dan perbaikan pintu kelas yang rusak.”
Kemudian juga membangun ulang tembok yang jebol. Cabdin V menilai perlu pembuatan saluran air yang lebih besar.
“Intinya sudah ada penanganan-penanganan untuk banjir bandang di SMAN 1 Kemusu dan akan dilakukan perbaikan sesuai ketersediaan anggaran.”
Sedangkan untuk proses pembelajaran, pihaknya mengarahkan untuk dilaksanakan secara daring.
Sebab hampir semua ruangan terdampak terutama lumpur dan barang-barang hanyutan banjir. Tak hanya itu, banyak meja kursi yang rusak.
“Hari ini kita bersihkan yang kecil-kecil dulu. Baru dilanjutkan yang besar. Termasuk penyemprotan untuk menghilangkan endapan lumpur. Paling tidak pembelajaran daring dulu selama seminggu.” Waskita