JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Setelah Timnas sepak bola Indonesia tampil di Piala AFF di bawah nahkoda Shin Tae Yong, masyarakat Indonesia seolah-olah diberikan angin segar dengan masa depan prestasi sepak bola di tanah air.
Timnas dengan squad yang rata-rata usia 23,7 tahun itu tampil menjanjikan. Meskipun tidak keluar sebagai juara, tetapi tampil dengan semangat juang tinggi, bermain dengan bola-bola pendek, bermain sebagai tim dan memiliki fisik yang baik, membuat banyak pihak optimis dengan timnas 3 hingga 10 tahun ke depan saat usia para pemainnya menyentuh usia emas seorang atlet.
Sayangnya, di tengah euforia bangga terhadap timnas, PSSI kembali berulah.
Haruna Soemitro, salah satu anggota exco membuat geram para pecinta sepak bola Indonesia akibat dari pernyataannya ketika menghadiri podcast di akun YouTube JPNN.COM yang telah di-subscribe oleh 332 ribu pengguna YouTube.
Podcast yang berdusari 57 menit 38 detik dengan judul Haru Soemitro Buka-Bukaan Soal Shin Tae Yong dan Pemain Naturalisasi telah putar oleh 119,800 kali.
Di dalamnya, manager klub Madura United itu memberikan banyak pernyataan yang menyakiti hati publik yang berakibat pada trandingnya tagar #HarunaOut, #StaySTY, #PSSI, #Botak, bahkan klub dibawah kepengurusannya juga terdampak dengan tranding tagar #MaduraUnited.
Setidaknya ada beberapa poin penting yang disampaikan Haruna, di antaranya :
– Orang tak ingin melihat proses, tetapi hasilnya.
– Shin Tae Yong tersinggung atas kritik yang diberikannya,
– Menyebut Shin Tae Yong adalah pelatih gagal karena hanya keluar sebagai runner up piala AFF.
“Jika hanya runner up, pelatih lain juga bisa, bahkan Indonesia sudah 5 kali runner up,”
– Mewajarkan exco campur tangan terhadap timnas
– Adanya pemain naturalisasi membunuh kesempatan anak bangsa
– Permainan timnas yang sering umpan jarak jauh tidak sesuai dengan permainan klub Liga 1 yang bermain cepat kaki ke kaki.
Pernyataan-pernyataan kontroversial mengundang amarah pecinta sepak bola.
Jika dilihat dari permainan dan komposisi pemainnya, jelas pelatih yang manggung di Piala Dunia 2018 Rusia yang mampu mengalahkan Jerman tersebut mengedepankan proses jangka panjang daripada instan.
Kritik naturalisasi pemain dari Haruna juga menuai kontrofersi, karena ia pernah mendatangkan 5 pemain muda dari Brazil untuk menjalani proyek naturalisasi, tetapi akhirnya gagal.
Selain itu ia juga pernah mengatakan bahwa naturalisasi adalah hal yang baik.
Poin terakhir juga tak kalah kontrofersial. Jelas dapat dilihat permainan timnas di Piala AFF adalah permainan dari kaki ke kaki dengan kerja sama tim.
Jika dilihat, permainan klub-klub Liga 1 banyak yang mengandalkan umpan jauh. Jelas hal ini terbalik dengan apa yang diucapkan oleh Haruna Soremitro.
Tagar #StaySTY yang mengudara menandakan bahwa masyarakat Indonesia bangga dengan proses yang telah dilakukan oleh coach Shin Tae Yong.
Dengan kambuhnya kontrofersi yang dilakukan oleh PSSI membuat masyarakat trauma terhadap apa yang telah terjadi pada coach Luis Milla.
Pelatih asal Spanyol yang berproses, berprogres, dan memoles permainan timnas itu akhirnya di berhentikan di tengah harapan masyarakat yang tinggi terhadap timnas di bawah asuhannya. Aji Santoso