SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebagai salah satu daerah seni, Sragen memang dikenal banyak menelorkan seniman seniwati kenamaan.
Seolah tak putus, regenerasi seniman dan seniwati di Bumi Sukowati juga nyaris tak pernah mati.
Setelah era sinden Suji Menthir, Sulami dan Sunyahni, kini muncul pendatang baru yang lagi naik daun. Dia adalah Eka Uget-Uget.
Seniwati muda berusia 23 tahun itu kini lagi naik daun. Namun ketenarannya tak hanya bermodal paras cantik dan suara memikat, goyangan uniknya juga menjadi daya tarik tersendiri di atas pentas.
Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , seniwati bernama asli Eka Prihatiningsih itu mengaku lahir dan besar di Desa Baleharjo, Sukodono, Sragen. Ia adalah alumni SMPN 1 Sukodono tahun 2013.
Lahir di sebuah desa di perbatasan Sragen-Grobogan, Eka menyebut sangat bersyukur dianugerahi suara di atas rata-rata.
Kegemarannya dengan dunia seni dan olah vokal, membawanya akhirnya memutuskan merintis karier di jalur seni.
“Karena dari kecil memang sudah seneng nyanyi. Alhamdulillah mungkin saya dianugerahi suara rodok (agak) bagus,” paparnya Sabtu (22/1/2022).
Setelah menamatkan SMP, Eka kemudian mulai mendalami ilmu seni dengan melanjutkan ke SMKN 8 Solo.
Tekadnya menjadi seniwati diteruskan dengan melanjutkan studi ke Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.
Selama perjalanan menimba ilmu di bangku sekolah hingga kuliah, waktunya juga diisi dengan menerima job mentas dan manggung.
Tampil di Kemendikbud dan Menkeu
Selain menyanyi campursari, ia kerap tampil sebagai seniwati di pentas wayang. Di setiap pentas, ia tak lupa menghibur dengan goyangannya yang khas yang kemudian membuatnya dijuluki Eka Uget-Uget.
Menurutnya goyangan itu masih dalam batas wajar dan menjadi salah satu inovasi untuk menghibur audiens.
“Karena dunia seni juga harus selalu OTW (on the way atau berkembang) untuk selalu mencari inovasi. Saya njoget itu untuk menghibur, apalagi sekarang kan ada fenomena sinden ngadeg (berdiri), ya harus mengikuti,” urainya.
Eka mengaku sudah terjun ke dunia pentas sejak masih di bangku sekolah.
Tak hanya lokal, berkat goyangan unik dan suara emasnya, ia kerap diminta tampil di acara-acara besar skala regional hingga nasional.
Termasuk, salah satu penampilannya yang hingga kini sangat berkesan ketika diundang di acara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di Jakarta dan Kemendikbud 7 tahun silam.
“Ya sudah lumayan lama. Pentasnya selain di lokal Soloraya, pernah pentas di luar Jawa juga. Seperti di Kalimantan, Palembang dan Riau. Kalau yang berkesan saat tampil di acara DJP yang Dihadiri Bu menteri Sri Mulyani (Menteri Keuangan). Lalu saat tampil di peringatan Hari Ibu Nasional Kemendikbud di Jakarta 2015 lalu dan dihadiri perwakilan Unesco. Rasanya sangat seneng dan bangga, bisa menunjukkan bahwa petinggi-petinggi kita juga mau budaya Jawa dan seni tradisional,” jelasnya. (Wardoyo/Bersambung)