Beranda Daerah Sragen Trenyuh Lihat Penderitaan Julia, Sekda Sragen, Joglosemar dan Sejumlah Relawan Tergerak Bantu...

Trenyuh Lihat Penderitaan Julia, Sekda Sragen, Joglosemar dan Sejumlah Relawan Tergerak Bantu Santunan. Begini Kondisi Terbarunya di Rumah Sakit!

Penyerahan santunan dari Sekda dan Joglosemar yang diwakili Kades Kedungwaduk dan relawan kepada perwakilan keluarga Julia Puspitasari (14) siswi asal Kedungwaduk, Karangmalang, yang menderita sakit perdarahan parah namun tak punya biaya pengobatan, Sabtu (8/1/2022). Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah penderitaan Julia Puspitasari (14), siswi SMPN asal Dukuh Bunder RT 15, Kedungwaduk, Karangmalang, Sragen yang dua bulan mengalami perdarahan parah dan tak bisa berobat karena ketiadaan ekonomi orangtuanya, mulai mengerakkan sejumlah pihak untuk berempati.

Selain kalangan relawan, donasi untuk siswi kelas IX SMPN 2 Masaran itu juga datang dari Sekda Sragen, Tatag Prabawanto dan media Joglosemar.

Dua pihak itu tergerak menyumbang santunan berupa uang tunai ke pihak keluarga. Santunan diserahkan melalui perwakilan didampingi Kades Kedungwaduk, Priyadi disaksikan relawan Karno dan Ketua RT 5, Sarman.

Santunan itu diterima oleh keluarga yang diwakili kakak kandung Julia, Dewi Lestari (30), Sabtu (8/1/2022).

“Kami mewakili Pemerintah Desa dan keluarga, sangat berterimakasih atas kepedulian Bapak Sekda dan dari media Joglosemar yang sudah membantu santunan kepada ibu Ngatini. Di mana beliau kondisinya memang janda dan putrinya, Julia, saat ini sedang mengalami sakit perdarahan cukup serius. Kemarin memang sempat kesulitan karena tidak ada biaya untuk berobat,” ujar Kades Priyadi.

Kades menyampaikan dari desa sudah berupaya mencarikan fasilitas pengobatan gratis berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Sejak sebulan lalu, Julia sudah didaftarkan dan sudah terbit kartu sementara yang saat ini sudah digunakan untuk berobat di RSUD dr Moewardi Solo.

“Harapan kami semoga segera membaik. Sekali lagi terimakasih atas bantuan semua pihak kepada warga kami. Kemarin dari pihak sekolah juga sudah kami hubungi,” ujar Kades.

Ketua RT 5, Sarman mengatakan kondisi ekonomi keluarga Julia memang terbilang tidak mampu. Ibunya selama ini berstatus janda setelah 11 tahun ditinggal suami menikah lagi.

Baca Juga :  Kakek Dirjo, Petani Asal Desa Gading, Sumbang Satu Kebun Bambu untuk Untung Wiyono: Keluarga Pak Untung Dikenal Paling Ikhlas pada Masyarakat Sragen

Selama itu pula, ibunya hanya mengandalkan hasil dari kerja mburuh tani untuk menghidupi keluarga. Warga sekitar tak bisa berbuat banyak.

Dirinya sebenarnya juga kasihan ketika mendengar keluhan dan tangisan Julia terutama dalam enam hari terakhir.

“Saya nggak tega melihat. Molak-malik ra karuan dan nangis kesakitan. Kadang kalau malam nangis kedengaran sampai tetangga,” ujarnya.

5 Hari Mengerang Kesakitan

Relawan sekaligus tetangga korban, Karno (46) yang pertama kali mengabarkan penderitaan Julia, menuturkan tak sengaja ketika Jumat (7/1/2022) sedang salat di Musala, mendengar suara tangisan dari rumah Julia yang kebetulan berhadapan dengan Musala.

Saat ditengok, ia mengaku tak tega melihat siswi itu sedang menangis mengerang kesakitan dalam kondisi tergolek lemah tanpa bisa lagi bergerak.

Kondisi itu dialami sejak Senin (3/1/2022) dan tak diobatkan karena ibunya sudah tak punya biaya lagi.

Dari keterangan ibunya, Julia mengalami sakit sejak 2 bulan lalu. Awalnya hanya perdarahan seperti datang bulan namun terus menerus. Sempat 4 kali dibawa ke RSUD Sragen, namun tiap kali sampai di rumah selalu kambuh.

Bahkan enam hari terakhir, perdarahan bertambah parah sampai keluar melalui hidung dan mulut. Dari 4 kali berobat, satu kali pengobatan pertama harus dibayar sendiri oleh ibu Julia sekitar Rp 4 juta lebih. Sedangkan pengobatan kedua sampai keempat tidak membayar.

“Akhirnya semalam saya infokan ke grup relawan. Kasihan masak sakit begitu hanya disuruh menahan dan nggak diobatkan. Alhamdulillah tadi malam ada yang tergerak memberi donasi, terkumpul Rp 3 juta langsung saya serahkan ke keluarga dan dicarikan ambulans tadi malam akhirnya dibawa ke RSUD dr Moewardi Solo,” ujarnya.

Kondisi terkini Julia Puspitasari (14) saat dirawat di RSUD dr Moewardi Solo, Sabtu (8/1/2022). Foto/Istimewa

Sementara, Dewi Lestari juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah berempati kepada adik dan keluarganya.

Baca Juga :  Gerakan Pembaharuan Sragen (GPS) Terbelah, Tokoh-Tokoh Senior Berbalik Mendukung Bowo-Suwardi di Pilkada Sragen 2024

Saat ini, ibunya masih berada di RSUD Moewardi Solo menunggui adiknya. Kabar terbaru yang diterimanya, adiknya sudah berangsur membaik setelah mendapat tambahan 6 kantong darah dari 13 kantong yang disiapkan.

“Kondisinya ini sudah agak bisa gerak. Sebelumnya pas di rumah sejak Senin kemarin kakinya mau gerak saja nggak bisa. Mau diluruskan sakit, jalan juga nggak bisa. Tadi bilangnya sudah berkurang nyerinya. Cuma kadang masih keluar darah seperti datang bulan lalu dari gusinya. Mudah-mudahan berkat pertolongan dari semua pihak, adik saya segera bisa pulih kembali sekali lagi kami hanya bisa berterimakasih,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Perihal diagnosa penyakitnya, Dewi mengaku masih menunggu hasil lab yang diperkirakan baru keluar 6 hari. Namun prediksi awal dari medis diduga leukimia.

Saat awal dicek oleh petugas bidan, kadar HB Julia sempat drop sampai angka nol. Hal itu akibat banyaknya darah yang keluar sehingga membuat kondisinya terus menurun. Wardoyo