BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah di wilayah Boyolali dievaluasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat.
Yaitu, mengganti PTM terbatas sistem shift menjadi sistem selang seling atau oglangan.
Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto mengakui, pihaknya telah mengevaluasi PTM. Awalnya banyak SMP yang menerapkan PTM dengan sistem shift. Namun, setelah dievaluasi sistem shift dirasa memberatkan para guru.
Pasalnya, beban mengajar guru bertambah. Dimana guru harus mengajar dua kali di kelas yang sama dengan materi yang sama. Meskipun demikian, diakui bahwa PTM lebih efektif dari pada daring.
“Hanya saja, ketika menerapkan sistem shift beban guru bertambah. Jadi kami evaluasi, untuk mengganti sistem dari shift menjadi selang seling,” katanya, Selasa (8/2/2022).
Sesuai dengan ketentuan baru tersebut, maka untuk hari Senin maka siswa yang masuk sekolah adalah siswa absensi 1-16. Kemudian pada Selasa absensi setelahnya dan seterusnya. Jam pembelajaran juga ditambah, dari pukul 07.00-12.00.
“Kalau dihitung juga sama jam belajarnya dalam seminggu.”
Hanya saja, lanjut Darmanto, perubahan sistem PTM terbatas ini hanya berlaku dijenjang SMP. Sedangkan jenjang SD masih seperti sebelumnya. Yakni menerapkan sistem shift dengan pertimbangan materi pembelajaran lebih ringan serta siswa membutuhkan pendampingan lebih.
“Disdikbud saat ini fokus pada peningkatan semangat belajar anak.”
Pihaknya memastikan bahwa PTM terbatas tetap digelar meski angka paparan Covid-19 mulai naik. Pihaknya menekankan pada penerapan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat. Guru kelas juga diminta datang lebih awal untuk mengawal penerapan prokes dijalankan siswa.
“Yaitu, mulai dari masuk ke gerbang sekolah, di kelas hingga saat pulang. Sekolah juga wajib menyediakan empat cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer serta alat pengukur suhu badan,” tegasnya. Waskita