Beranda Umum Nasional Begini Kiat Ponpes Al Ubaidah Kertosono Nganjuk Jatim Lahirkan Pendakwah di Tengah...

Begini Kiat Ponpes Al Ubaidah Kertosono Nganjuk Jatim Lahirkan Pendakwah di Tengah Pluralitas Bangsa

Ponpes
Pengasuh Ponpes Al Ubaidah Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur KH Ubaidillah Alhasaniy (kanan) menerima kehadiran Ketua Komisi Fatwa MUI Ngajuk sekaligus Pengasuh Ponpes Darul Ulil Albab KH Kharisuddin Aqib (kiri). Kehadiran KH Kharisuddin untuk memberikan materi etika berdakwah di tengah pluralisme bangsa pada Sabtu (26/2) di Ponpes Al Ubaidah. Dok. Ponpes Al Ubaidah

NGANJUK, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dai dan daiyah memiliki peran besar dalam menjaga ikatan di tengah keberagaman suku, agama, dan ras bangsa Indonesia.

Hal ini pula yang mendasari Pondok Pesantren atau Ponpes Al Ubaidah Kertosono Nganjuk Jatim mendidik para santrinya. Para santri yang disebarkan ke majelis taklim yang dinaungi LDII memiliki kewajiban besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Pengasuh Ponpes Al Ubaidah Kertosono Nganjuk, KH Ubaidillah Alhasaniy, Senin (28/2/2022), menjelaskan, para juru dakwah LDII dan ormas-ormas Islam lainnya, diharapkan sebagai penjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ini selaras dengan program kerja “LDII untuk Bangsa” yang berisi delapan bidang, dimana kebangsaan ditempatkan pada urutan pertama.

“Kami sebagai pusat pelatihan dan pengujian mubaligh dan mubalighoh untuk LDII, harus menyelaraskan hal tersebut. Sejak 1972, kami menegaskan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI adalah final,” ujar Kyai Ubaidillah Alhasaniy yang sering disapa Kyai Ubaid ini.

Pihaknya kemudian bekerjasama dengan semua pihak. Selama ini, pemateri-pemateri diundang dari para akademisi dan praktisi.

Pada awal 2022, pihaknya membuat program kerja, dengan memasukkan pemateri dari unsur Kementerian Agama (Kemenag), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kodim, dan Polres Nganjuk. Tujuannya agar lebih inklusif, lebih dikenal di pesantren berada.

Program tersebut menjadi agenda rutin, mengingat sebagai pesantren yang berfungsi sebagai pintu terakhir melepas juru dakwah.

“Maka para santri yang nantinya terjun di tengah masyarakat harus memahami kebijakan pemerintah terkait dakwah sebagaimana petunjuk Kemenag dan MUI,” ujar dia.

Sebagai bagian rakyat Indonesia yang berasas Pancasila, KH Ubaid memaparkan bahwa para juru dakwah harus memahami wawasan kebangsaan, bela negara, dan persoalan keamanan dan ketertiban masyarakat atau Kamtibmas.

Baca Juga :  Kisruh Pagar Laut di Perairan Tangerang, Menteri KKP Malah Sambat Kurang Anggaran

“Untuk itu kami mengundang Polres dan Kodim Nganjuk untuk memberi pemahaman mengenai wawasan kebangsaan, bela negara sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menghormati jasa para pahlawan,” ujar Kyai Ubaid yang juga pengurus Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) DPP LDII.

Program kerja Ponpes Al Ubaidah tersebut disambut baik oleh Ketua Komisi Fatwa MUI Kabupaten Nganjuk, sekaligus Pengasuh Ponpes Darul Ulil Albab KH. Kharisuddin Aqib.
Bila melihat ratusan santri tiap bulan terserap ke kelompok-kelompok pengajian LDII, menurut KH Kharisuddin, prestasi Ponpes Al Ubaidah layak dicemburui dalam berlomba-lomba dalam kebaikan.

Menurutnya, dengan prestasi tersebut, Ponpes Al Ubaidah penting bersinergi dengan berbagai pihak, agar tidak menimbulkan kecemburuan yang memperkeruh suasana.

“Orang kalau tidak tahu, tidak merasakan bisa salah paham. Tapi kalau saling mengerti dan bekerja sama ikannya bisa diambil, tapi airnya tidak keruh,” ungkap memberi gambaran kondisi dakwah di tengah masyarakat yang plural seperti Indonesia.

Dia mengajak para santri Ponpes Al Ubaidah untuk berdakwah dengan ajakan yang baik, yang menyejukkan, dan tidak menyalahkan juru dakwah lainnya. Alquran dan Alhadits sebagai sumber pedoman umat Islam memiliki banyak wajah, dzuwajihin satta, sehingga perspektif atau fiqihnya menjadi bermacam-macam.

Untuk itu, perbedaan-perbedaan itu jangan sampai menyakiti, menyinggung dan mengejek juru dakwah lainnya. Para juru dakwah harus saling menjaga, karena semuanya mengajak kepada jalan Allah untuk kebaikan umat manusia.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Nganjuk, Mohammad Afif Fauzi, mengatakan kondisi masyarakat yang majemuk, menuntut setiap umat beragama memiliki kewajiban menjaga perdamaian. Para juru dakwah memiliki tugas untuk menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat, bahwa keragaman keyakinan dan etnik bukan dalih untuk berkonflik. Tapi kekayaan umat manusia, bahkan menjadi kekuatan bagi umat manusia untuk saling kenal dan berkolaborasi untuk kemaslahatan bersama.

Baca Juga :  Ratusan Sertifikat Tanah di Pagar Laut Tangerang Bakal Dicabut Tanpa Proses Pengadilan

Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, menyambut baik tindak lanjut dari Program Kerja DPP LDII yang dilaksanakan Ponpes Al Ubaidah. Menurutnya, LDII adalah lembaga dakwah yang inklusif yang senantiasa menerima masukan dan bekerja sama dengan berbagai pihak, dalam mengatasi masalah kebangsaan.

Ponpes Al Ubaidah sebagai pusat diklat mubaligh-mubalighoh LDII memiliki komitmen yang kuat dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa.

“Meskipun kami lembaga dakwah, kebangsaan tetap menjadi fokus utama kami. Bila Indonesia terombang-ambing dalam perpecahan, tentu umat Islam di dalamnya tak bisa bekerja dan beramal sholeh dengan baik, apalagi berdakwah,” tegas KH Chriswanto. Aris