KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Karanganyar meminta tambahan 8.000 liter minyak goreng bersubsidi.
Usulan itu dimaksudkan untuk menggelar operasi pasar menyusul keresahan dampak mahalnya harga migor beberapa waktu terakhir.
Kepala Disdagnakerkop UKM Karanganyar, Martadi mengatakan usulan tambahan itu diajukan untuk menyikapi keresahan para pelaku UKM sektor kuliner.
Mereka kesulitan mendapatkan migor subsidi. Meski komoditas itu tersedia di pasar modern dan pasar tradisional, namun seringkali kehabisan.
Begitu turun dari armada distribusi, langsung ludes dibeli. Aturan pembatasan maksimal 2 liter per transaksi tidak cukup efektif untuk bisa meratakan barang.
“Makanya kami mengajukan operasi pasar dengan kuota lebih besar, yakni 8 ribu liter. Terakhir kali operasi pasar pada Desember 2021 lalu, digelontor 4 ribu liter. Hanya dalam waktu sebentar, langsung ludes,” ujarnya.
Operasi pasar migor menjual migor subsidi Rp 14 ribu per liter saat itu digelar di tujuh pasar tradisional.
“Semoga ada kabar baik dari Pemprov. UKM sangat membutuhkan barang ini. Nonsubsidi ada, tapi harganya Rp 20.000an per liter,” katanya, Rabu (9/2/2022).
Usulan kuota lebih besar untuk memeratakan operasi pasar dengan lokasi lebih banyak.
Martadi meminta masyarakat berperilaku bijak dalam menyikapi kelangkaan barang. Yakni memakai sesuai kebutuhan dan jangan menimbun.
“Yang paling membutuhkan itu kalangan UKM,” katanya.
Pedagang kios Bagus Pasar Jungke Karanganyar, Sri mengaku dilematis melayani para pembeli. Ia tidak bisa melayani pesanan karena stok terbatas.
“Barang datang langsung habis dibeli. Pasokannya enggak lancar dari distributor. Padahal sudah dibatasi per pembelian 2 liter saja,” katanya. Wardoyo