YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sekitar 100 orang warga Kecamatan Gedongtengen, Yogyakarta harus menjalani isolasi mandiri, setelah mereka dinyatakan positif Covid-19.
Lantaran itulah, Puskesmas Gedongtengen kian memperketat skrining bagi pengunjung. Pengunjung yang datang dengan keluhan batuk dan pilek akan diminta untuk swab antigen.
Dari skrining tersebut, Puskesmas Gedongtengen berhasil menemukan puluhan kasus aktif.
Kepala Puskesmas Gedongtengen, Tri Kusumo Bawono mengatakan ada sekitar 100 warga Gedongtengen yang menjalani isolasi mandiri (Isoman).
Pihaknya pun membentuk tim untuk menangani pasien yang menjalani Isolasi.
“Untuk warga Gedongtengen sendiri ada100 dan yang meninggal ada dua. Sebelum Isolasi kami melakukan asesmen. Kalau memang rumahnya tidak memungkinkan, kami antar ke selter,” katanya, Jumat (18/02/2022).
“Kami sudah membentuk tim. Ada 25 petugas yang menangani Covid-19. Jadi satu dokter menangani 10 pasien, satu perawat menangani 10 pasien. Sehingga komunikasi bisa berjalan baik,” lanjutnya.
Secara umum kondisi pasien baik. Umumnya, warga yang menjalani isolasi mengalami gejala ringan.
Gejala ringan yang dirasakan antara lain; batuk, pilek, badan pegal, dan nyeri tenggorokan.
Ia mengungkapkan meski pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir dua tahun, namun masih ada masyarakat yang menyangkal. Sebab gejala yang muncul seperti demam biasa.
“Ada juga sebagian masyarakat yang marah, merasa dicovidkan. Dulu kan Covid-19 ada gejala sesak napas, sekarang (Omicron) kan tidak, lalu merasa bukan Covid-19. Ya macam-macam, ada yang marah, ada yang nurut, ada yang baik,” ungkapnya.
Tri memastikan warga Gedongtengen yang menjalani Isolasi mandiri tetap mendapat obat-obatan sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.
Ia juga menjamin obat-obatan yang diperlukan mencukupi.
“Obat-obatan mencukupi, kami selalu memantau kondisi pasien. Obat-obatan kemarin dapat dari kodim, dari Dinkes juga mencukupi,” imbuhnya.