YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meski kasus aktif Covid-19 di Kota Yogyakarta menunjukkan penurunan, namun tingkat penularan di tingkat keluarga masih tinggi, sehingga perlu tetap diwaspadai.
Per Rabu (232/2022) kemarin, kasus aktif di Kota Yogyakarta sebanyak 3.921. Selaras data yang dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, tercatat tambahan 507 pasien Covid-19 hari Rabu.
Tetapi, jumlah pasien sembuh mencapai 558 orang, dan nol meninggal dunia.
Hanya saja, menurut Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi, Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah mengatakan, penularan Covid-19 di tingkat keluarga cenderung masih tinggi.
“Karena kan rata-rata masyarakat tidak memakai masker ketika di rumah. Mungkin pengap juga, setelah seharian di kantor pakai masker, kemudian di rumah kumpul suami, istri, anak, tidak memakai masker,” tambahnya.
Padahal, lanjut Lana, rata-rata penyintas varian Omicron sama sekali tak mengalami gejala berarti, sehinggga dirinya sendiri tidak menyadari kalau sudah terpapar.
Sehingga, otomatis, penularan di komunitas terkecil di masyarakat tersebut, semakin sering dijumpai akhir-akhir ini.
“Awal-awalnya belum tahu, kemudian beberapa hari mulai ada keluhan sedikit batuk, pilek. Akhirnya, setelah swab hasilnya positif. Sementara selama di rumah tidak memakai masker, jadi menyebar kan,” katanya.
“Nah, nakes (tenaga kesehatan) kita sekarang juga banyak yang kena dari penularan keluarga itu. Makanya, proses tracing dan vaksinasi terganggu juga,” lanjut Lana.
Terlebih, ia menjelaskan, menurut hasil penelitian, varian omicron mempunyai tingkat sebaran empat kali lebih cepat dibanding delta.
Hanya saja, meski keparahannya tidak seganas delta, ia meminta supaya masyarakat tetap mewaspadai lonjakan kasus yang terus terjadi.
“Kita tidak boleh meremehkan, harus tetap waspada, karena (omicron) tetap bahaya untuk lansia dan penderita penyakit bawaan,” pungkasnya.