SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seorang siswa di salah satu SMP di wilayah Kecamatan Sragen dilaporkan positif terpapar covid-19 atau Corona.
Imbasnya, siswa satu kelas lainnya terpaksa harus menjalani swab tes. Beruntung, hasil tracking dan swab tidak menunjukkan adanya penularan ke siswa lain.
Sehingga proses pembelajaran tatap muka (PTM) di kelas itu dan sekolah tersebut tetap bisa digelar.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendudukan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen, Suwardi kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , kemarin.
“Kemarin memang ada anak yang terpapar (positif). Di salah satu SMP di wilayah Kecamatan Sragen. Akhirnya satu kelas diswab dan tracking semua. Alhamdulillah hasilnya banyak yang negatif,” paparnya.
Suwardi menguraikan dari hasil penelusuran, siswa itu positif karena tertular orangtuanya.
Sedang orangtuanya terkonfirmasi setelah mengalami penularan dari luar.
Beruntung karena banyak siswa lain yang swabnya negatif, sehingga tidak sampai mempengaruhi proses PTM di kelas maupun sekolah tersebut.
Suwardi memastikan jika ada temuan kasus positif di satu kelas kurang dari lima persen, maka pembelajaran akan dikembalikan dengan daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Tapi Alhamdulillah, siswa yang positif itu sudah membaik dan kini sudah masuk lagi,” jelasnya.
Sementara dengan kondisi PPKM level 3 saat ini, pembelajaran tatap muka memang masih tetap berjalan.
Hanya saja l, untuk mencegah potensi penyebaran kasus, PTM terpaksa dilakukan pembatasan 50 persen kapasitas.
“Kalau PTM tetap jalan tapi 50 persen. Jadi anak-anak masuk separuh-separuh. Kita buat dua shift, yang 50 persen pagi selang satu jam kita masukkan 50 persen shift kedua,” jelasnya.
Pemberlakuan pembatasan 50 persen itu dilakukan sejak awal bulan. Suwardi menegaskan kebijakan itu dilakukan untuk tetap menjaga agar PTM tetap berjalan setiap hari namun risiko penyebaran Covid-19 bisa ditekan.
“Intinya siswa tetap bisa bertemu setiap hari tapi juga pembelajaran tetap aman,” urainya.
Guna mencegah penyebaran, semua sekolah ditekankan untuk menetapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Di antaranya dengan mewajibkan semua siswa guru dan karyawan mengenakan masker. Menjaga jarak, tidak berkerumun serta membiasakan cuci tangan, cek suhu hingga menggunakan hand sanitizer.
“Alhamdulillah sampai sekarang masih relatif aman dan PTM bisa berjalan lancar meski harus dikurangi kapasitasnya 50 persen,” tandasnya. Wardoyo