JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Imbas Wacana Tunda Pemilu, Elektabilitas PKB Langsung Anjlok Drastis. Dua Parpol Penolak Malah Melejit, Berikut Survei Terbaru Parpol-Parpol

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) saat melalukan konferensi pers bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar usai melakukan pertemuan di DPP PKB, Jakarta, Senin (14/10/2019) / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wacana penundaan Pemilu yang dilontarkan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar ternyata berimbas pada kepercayaan publik terhadap partai tersebut.

Hasil survei terbaru menunjukkan elektabilitas PKB langsung anjlok drastis akibat pernyataan Cak Imin.

Hal itu terungkap dari Hasil survei Lembaga Survei Indonesia Political Opinion (IPO) terhadap elektabilitas parpol.

Survei terbaru menunjukkan elektabilitas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) turun cukup signifikan dari survei terakhir pada Februari lalu. Selain itu Partai Golkar juga mengalami gerusan yang sama.

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah menengarai, penurunan elektabilitas ini merupakan imbas dari wacana penundaan Pemilu yang digulirkan oleh dua ketua umum partai tersebut.

Survei IPO menunjukkan, PDI Perjuangan berada di posisi nomor wahid 26,1 persen, Partai Gerindra 12,7 persen, disusul Partai Demokrat 10,3 persen, dan Partai Golkar di posisi keempat 8,5 persen.

Baca Juga :  MK Sebarkan Undangan Sidang Putusan Sengketa Pilpres, Pemohon Amicus Curiae Tak Diundang

“Elektabilitas Golkar turun signifikan, pada Februari itu masih di angka dua digit, posisi tiga besar. Sekarang sudah disalip Demokrat. PKB juga mengalami penurunan signifikan dari sebelumnya posisi kelima, turun ke posisi tujuh, diungguli NasDem dan PKS,” ujar Dedi, Senin (28/3/2022).

PKS menempati posisi kelima dengan 6,1 persen, Partai NasDem 5,8 persen, PKB 4,6 persen, Partai Perindo 3, 8 persen, PPP 2,6 persen dan PAN 2,2 persen.

“Jadi wacana penundaan Pemilu yang digulirkan ketua-ketua umum partai berdampak negatif pada elektoral partai. Sebaliknya, partai yang menolak atau menunjukkan sikap antitesa terhadap wacana itu, elektabilitasnya cenderung naik,” tutur Dedi.

Baca Juga :  Tak Terkejut Putusan MK, Cak Imin: Bukti Bahwa MK Tak Cukup Kuat untuk Hambat Pelemahan Demokrasi

Survei ini dilakukan pada periode 11-17 Maret 2022. Wawancara penelitian ini dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden.

Merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019 s.d 2021.

Dari total populasi tersebut terdapat 7.200 responden yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 1.220 responden yang dijadikan informan dalam penelitian periode ini.

Metode survei ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,9 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sampel bertingkat.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com