JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Menengok Pesona Masjid Baitussalam Tangen, Salah Satu Masjid Termegah di Sragen (Bag 1). Habiskan Rp 8 M Tanpa Proposal, Paduan Gaya Timur Tengah dan Jawanya Bikin Adem

Keindahan Masjid Baitussalam Tangen dengan konsep gaya Timur Tengah dan Jawa dilihat dari luar. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jika anda melewati pintu masuk wilayah Tangen dari Jembatan Ganefo, pasti akan terkagum dengan keberadaan masjid ini.

Sebuah masjid dengan ornamen indah berdiri megah di dekat pertigaan Jalan Raya Tangen-Jenar, tepatnya di Desa Katelan, Tangen.

Masjid itu bernama Masjid Baitussalam. Berdiri tiga lantai dengan konsep perpaduan gaya timur tengah dan Jawa klasik, masjid itu diyakini menjadi salah satu masjid termegah di Bumi Sukowati.

Pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM Jumat (4/3/2022), masjid itu memang terlihat menjulang tinggi dan sangat megah . Dari luar, keindahan khas timur tengah begitu kental terlihat pada bangunan kubah dan menara dengan ornamen bermotif ukiran warna keemasan.

Satu kubah besar dengan lima menara menjadi penopang kemegahan masjid di pintu masuk Sragen Utara itu.

Memasuki pelataran masjid, pemandangan hijau pepohonan bonsai nan eksotis menambah keindahan.

Bonsai beraneka jenis berukuran besar dengan pot keemasan menghiasi halaman depan dan samping.

Hiasan bonsai beraneka ragam di halaman menambah keindahan Masjid Baitussalam Tangen, Sragen. Foto/Wardoyo

Di bagian dalam, keindahan masjid makin terpancar dengan tiang penopang dan hiasan yang terbuat dari kayu jati super berukuran istimewa.

Ukiran kaligrafi indah pada tiang, plafon dan pilar penopang menambah keindahan masjid. Lokasi wudhu dan toilet yang bersih juga menambah kenyamanan.

Tak heran, masjid itu selalu tak pernah sepi dari jemaah. Bahkan saat salat Jumat tadi siang, masjid penuh oleh jemaah hingga teras dan samping.

Saat berbincang dengan JOGLOSEMARNEWS.COM Jumat (4/3/2022), pendiri masjid tersebut, H Lukito Nur Nugroho, mengatakan masjid Baitussalam dibangun sekitar 3 tahun lalu. Proses pembangunannya berlangsung hampir 2,5 tahun dan dirintis olehnya sendiri.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR
H Lukito Nur Nugroho, pendiri Masjid Baitussalam Tangen. Foto/Wardoyo

Masjid itu dibangun di atas lahan 1000 meter persegi yang ia beli dengan harga hampir Rp 1 miliar.

Bangunan masjid terdiri dari tiga lantai yakni basement, lantai bawah dan lantai atas. Ia mengatakan masjid itu dibangun dari niat pribadinya untuk menebar kebaikan melalui tempat ibadah yang nyaman bagi masyarakat.

“Intinya karena niat baik aja Mas. Kebetulan ini lahan pribadi yang tidak digunakan, akhirnya kita niatkan untuk kebaikan. Kita bangun masjid ini. Sebenarnya tidak ada yang istimewa, biasa saja Mas,” ujarnya bersahaja.

Keindahan ukiran dan hiasan di dalam masjid Baitussalam Tangen. Foto/Wardoyo

Tokoh agama asal Desa Blangu, Kecamatan Gesi itu menuturkan masjid itu ia rintis dengan dana seadanya.

Pembangunannya pun menyesuaikan dana yang dimilikinya tanpa menyebar proposal atau berkeliling mencari donasi. Namun ia tak menolak jika ada warga sekitar yang ingin menyumbang baik tenaga atau material.

“Karena ini bukan proyek masjid besar, kita bangun sambil jalan. Kalau uang habis ya berhenti dulu. Ada dana baru kita lanjutkan. Karena memang nggak ngajukan proposal dalam bentuk apapun. Tapi ada orang yang datang bawa semen atau bawa uang berapa kita terima yang penting niatnya ikhlas.
Makanya tukangnya juga kita bayar harian, kalau dana habis nanti berhenti dulu. Nggak ada target harus selesai berapa tahun, nggak ada. Tapi Alhamdulillah Allah kasih kemudahan, 2,5 tahun bisa selesai,” tuturnya.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Bahkan karena lebih banyak mengandalkan dana pribadi, ia sampai tak mencatat berapa dananya yang digunakan untuk membangun masjid itu.

“Nggak saya tulis Mas (habisnya). Yang penting sambil jalan, semampunya,” urainya.

Keindahan Masjid Baitussalam Tangen dengan konsep gaya Timur Tengah dan Jawa dilihat dari luar. Foto/Wardoyo

Soal gaya bangunan, Lukito menyampaikan masjid Baitussalam itu dibangun dengan konsep perpaduan Timur Tengah dan Jawa.

Hal itu dimaksudkan untuk menghadirkan nuansa timur tengah sebagai awal peradaban Islam tanpa menanggalkan nilai-nilai Jawa.

“Kita kan orang Jawa, terus islam kan dari timur tengah lalu kita padukan timur tengah sama Jawa. Makanya kalau dari luar kayak konsep timur tengah tapi begitu masuk, biasanya Jawa Tengah,” urainya.

Salah satu takmir masjid Baitussalam, Bambang menuturkan masjid itu dibangun dengan dana total sekitar Rp 8 miliar.

Dari jumlah itu, mayoritas dari dana pribadi Pak Haji Lukito sedangkan sumbangan dari warga dan pihak lain sekitar Rp 1 miliar.

“Memang pembangunannya menyesuaikan anggaran Pak Haji. Kalau ada ya dikerjakan, kalau pas nggak ada dana berhenti dulu. Meski tidak nyebar proposal atau keliling cari donasi, Alhamdulillah bisa selesai 2,5 tahun,” ujarnya.

Salah satu warga asal Sambungmacan, Harsono yang sering singgah di masjid Baitussalam mengakui kemegahan dan keindahan masjid itu. Ia menyebut ada aura adem ketika berada di masjid tersebut sehingga menambah kekhusyukan dalam beribadah.

“Rasanya adem kalau sudah di dalamnya,” ujarnya.(Wardoyo/Bersambung)

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com