BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah baru saja menetapkan harga jual minyak goreng (migor) curah bersubsidi.
Namun ironisnya, migor curah tersebut tak ada di pasaran di wilayah Boyolali.
Pantauan di Pasar Sunggingan, Boyolali Kota, sejumlah kios penjual sembako tak ada yang memiliki stok migor curah.
Bahkan salah satu pemilik kios terpaksa meniriskan tangki migor curah.
Tetesan minyak ditampung dalam jerigen di bawahnya.
Kesulitan mendapatkan migor diungkapkan Sriyono (50) asal Desa Tawangsari, Kecamatan Teras. Pengusaha UKM ceriping singkong ini mengaku tak berani beralih ke migor kemasan yang harganya lebih mahal.
“Saya sudah cari dari Pasar Pengging, Banyudono, lalu Boyolali Kota sampai Sunggingan, kosong semua. Kalau paki migor kemasan ya rugi, mas. Tidak bisa menutup biaya produksi,” katanya, Selasa (22/3/2022).
Menurut salah satu karyawan kios sembako di Pasar Sunggingan, Onang Cahyono, sudah lima hari terakhir tidak ada pasokan migor curah.
Bahkan kiosnya sampai terpaksa meniriskan migor curah dari sisa tangki penyimpanan.
“Tak ada pasokan. Banyak pembeli yang mayoritas pelaku UKM harus balik karena tak ada migor curah.”
Diungkapkan, dalam kondisi normal seminggu dapat pasokan dua tangki migor curah yang masing-masing isinya 7.000 kg.
Namun sampai sekarang belum ada informasi kapan ada pasokan migor curah tersebut.
Kondisi senada diakui Nelly, pedagang sembako lainnya di Pasar Sunggingan. Dirinya juga mengaku tidak lagi memiliki stok migor curah.
Dia hanya menjual migor kemasan yang dibelinya di toko modern. Yakni seharga Rp 24 ribu/liter.
“Gak ada migor curah, adanya migor kemasan. Kalau mau beli ya silahkan, tapi kalau gak kuat ya tak apa- apa.”
Di pasar Boyolali Kota juga sama, migor curah kosong.
“Sudah seminggu ini tidak ada pasokan migor curah. Terakhir pada minggu lalu, dapat 1 jerigen berisi 17 kilogram dan saya jual Rp 22.000/kg. Sedangkan migor kemasan, tak berani kulakan karena harganya mahal.” Waskita