Beranda Daerah Karanganyar Didorong Jadi Desa Wisata Digital, Perajin Batik Girilayu Diajari Menggunakan Digital...

Didorong Jadi Desa Wisata Digital, Perajin Batik Girilayu Diajari Menggunakan Digital Marketing

Para perajin batik di Girilayu Karanganyar mendapatkan sosialisasi digital marketing untuk memaksimalkan pemasaran produk / Foto: Selvia Safitri

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Desa Girilayu, Karanganyar dikenal memiliki potensi kerajinan batik yang baik. Hanya saja, di tengah kemajuan teknologi internet dewasa ini, kerajinan tersebut belum tersentuh teknologi secara optimal, terutama untuk mendorong pemasarannya.

Berlatar belakang dari kondisi tersebut, Tim KKN 35 UNS Surakarta menggelar sosialisasi QRIS dan Digital Marketing di Rumah Batik, Desa Girilayu, Minggu (6/2/2022).

Ketua Tim 35 KKN UNS, Candra Septian Bantara menjelaskan, sosialisasi QRIS dan Digital Marketing itu bertujuan agar kelompok batik memiliki pengetahuan mengenai pembayaran secara cashless dan pengetahuan tentang pemasaran secara digital.

“Ini memang sedang digencarkan oleh pemerintah demi mengembangkan UMKM di tengah pandemi ini,” jelasnya.

Candra mengatakan, di era digital ini, mau tidak mau orang mempunyai keinginan untuk melakukan segala aktivitas dengan seefisien dan seefektif mungkin.

Baca Juga :  Petani Diminta Tak Tak Jual Sawahnya, Kalau Bisa Beli Lagi

“Salah satunya dalam hal pembayaran dan pemasaran produk yang tidak harus memakai sistem door to door atau konvensional,” ujar Candra (28/2/2022).

 

Sementara itu, Tarso, warga setempat mengatakan potensi batik di Desa Girilayu sudah baik. Hal itu didukung adanya mayoritas kemampuan dari masyarakat Desa Girilayu adalah membatik.

Di samping itu, Bank Indonesia memberikan dukungan sebagai fasilitator untuk menunjang peningkatan pada kelompok batik.

Hanya saja, ia menyayangkan kemampuan pemasaran produk batik tulis Girilayu yang belum menjangkau masyarakat luas dan belum memanfaatkan teknologi pemasaran yang ada.

“Desa Girilayu itu, masyarakatnya lebih fokus membatik, sehingga untuk pengolahan batik dari awal hingga akhirpun kelompok batik di sini sudah cukup baik. Hanya saja, kurang di pemasaran,” ujarnya kepada Joglosemarnews.

Pada kegiatan itu, mahasiswa  tidak hanya memberikan sosialisasi mengenai digital marketing saja, juga membantu memberikan panduan terkait penggunaan Facebook Ads dan membuat QRIS, sehingga peserta juga lebih paham teknologi informasi. Selvia Safitri

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.