![IMG_20220330_133203](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2022/03/IMG_20220330_133203.jpg?resize=640%2C432&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Nasib tragis dialami Joko Wiyono (38) asal Dukuh Nglangak RT 03, Kwangen, Gemolong, Sragen.
Ia nekat bunuh diri menggantung di tengah kebun jati di Dukuh Sambirejo RT 3, Desa Soko, Miri, Rabu (30/3/2022) pagi.
Diduga kuat, aksi harakiri itu dipicu oleh rasa depresi setelah ribut dengan sang istri.
“Dia sudah beristri dan sebelumnya kerja di Tangerang. Istrinya juga di sana. Habis ada masalah dengan istri, dia pulang tahu-tahu sudah ditemukan gantung diri pagi tadi,” papar Kapolsek Miri, AKP Suyono, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (30/3/2022).
Saat ditanya masalah apa dengan sang istri, Kapolsek mengaku tidak sampai detail mengorek pemicu keributan keduanya.
Yang jelas, aksi gantung diri dilakukan korban sesaat usai pulang dari Tangerang menyusul masalah keluarga dengan sang istri.
“Masalahnya apa, kami tidak mengetahui secara detail. Informasi dari keluarga cuma sebelumnya ada masalah rumah tangga dengan istrinya,” jelasnya.
Korban ditemukan menggantung di tengah kebun jati di Dukuh Sambirejo RT 3, Desa Soko, Miri.
Data yang dihimpun di lapangan, mayat korban diketahui sekitar pukul 05.15 WIB. Kali pertama, jenazah diketahui oleh Yulianto (40) petani asal Desa Doyong, Miri.
Ia yang hendak berangkat ke sawah curiga dengan kondisi korban yang sudah kaku dalam posisi menggantung di tengah kebun.
Saat didekati, kondisinya sudah tidak bernyawa. Mendapati hal itu ia langsung melapor ke warga setempat yang kemudian diteruskan ke Polsek Miri.
“Korban menggantung dengan tali sepanjang 80 meter yang ditambatkan di pohon. Dari lokasi kejadian kami amankan barang bukti tali yang digunakan untuk menggantung, sepasang sandal dan topi yang dikenakan korban,” imbuh Kapolsek.
Tak lama berselang, tim Polsek bersama Inafis dan Puskesmas tiba di lokasi untuk melakukan evakuasi korban dan olah TKP.
Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan di tubuh korban. Ia memastikan korban meninggal karena gantung diri.
“Ada bekas jeratan di leher dengan kedalaman 1 cm. Keluarga sudah menerima sebagai musibah dan tidak menghendaki dilakukan otopsi. Sehingga jenazah korban diserahkan untuk dimakamkan,” tandasnya. Wardoyo