![IMG-20220301-WA0051](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2022/03/IMG-20220301-WA0051.jpg?resize=640%2C360&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mahalnya harga minyak goreng membuat Pemkab Sragen menggelar operasi pasar di wilayah Kecamatan Miri, Selasa (1/3/2022).
Warga langsung menyerbu lokasi operasi pasar yang dipusatkan di kantor kecamatan tersebut. Setiap warga mendapat jatah satu botol migor ukuran satu liter dengan menebus Rp 14.000 seperti HET yang ditentukan pemerintah.
Operasi pasar digelar bekerjasama dengan Disperindag Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan PT Astra Argo Lestari.
Operasi pasar itu menyediakan 1800 liter migor untuk masyarakat kurang mampu di wilayah kecamatan paling barat di Bumi Sukowati itu.
Pejabat Fungsional Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM), Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UKM & Perindag) Sragen Kunto Widyastuti mengatakan operasi pasar itu digelar untuk menjaga ketersediaan stok minyak goreng dan membantu kebutuhan masyarakat yang kurang mampu.
Kecamatan Miri dipilih lantaran merupakan wilayah terpojok yang dinilai tidak memiliki akses untuk berbelanja ke pasar besar atau pusat perbelanjaan.
“Kondisi minyak goreng di pasokan masih minim. Pasokan di sini juga minim akhirnya dipilih untuk operasi minyak kali ini,” paparnya di sela memantau operasi pasar.
Menurutnya, kegiatan operasi pasar minyak goreng ini sudah digelar untuk kedua kalinya. Yang pertama dilakukan di wilayah Kecamatan Jenar dengan kondisi yang hampir sama dengan wilayah Kecamatan Miri.
“Ini ada 1800 liter. Per warga maksimal beli 1 liter saja biar merata dan masyarakat lain ikut merasakan juga. Ini minyak premium,” ujarnya.
![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2022/03/IMG-20220301-WA0052.jpg?resize=500%2C375&ssl=1)
Kunto menjelaskan terkait kondisi penyaluran dan penjualan minyak goreng di Sragen masih tinggi dan pasokan juga mengalami kesulitan.
Pemerintah sebenarnya sudah menganjurkan HET namun kondisi di lapangan masih minim pasokan sehingga harga belum bisa seragam.
“Dari survei dan sidak setiap hari masih ada disparitas harga. Untuk yang kemasan udah mengikuti HET pemerintah, cuma kendalanya pasokannya yang minim,” jelasnya.
Sementara itu, Camat Miri, Rudi Hartono mengatakan pasar murah minyak goreng di wilayahnya tersebut dibagikan pada warga kurang mampu di 10 desa.
Ia tak menampik wilayah geografis Miri memang termasuk pelosok.
“Mudah-mudahan ini bisa membantu masyarakat kami. Untuk masyarakat udah kami pilih berdasarkan data jadi tidak semua orang bisa membeli dan harga beli Rp 14.000 sesuai dengan dari pemerintah,” ujarnya.
Salah satu warga, Suprapti (40) asal Desa Doyong, Miri usai mendapatkan minyak goreng murah mengatakan agak kaget dan sedikit kecewa saat datang jauh-jauh tapi dibatasi hanya dapat membeli 1 liter saja.
Meski demikian, ia juga bersyukur karena harga itu setidaknya lebih murah dari harga jual migor yang ada di warung-warung sekitarnya saat ini.
“Katanya bantuan murah, ini dapat 1 liter harga Rp 14.000. biasanya di warung 19 sampai Rp 20.000. Ya lumayan membantu lah ini tapi harusnya lebih murah lagi kan katanya bantuan,” ucapnya. Wardoyo