Beranda Daerah Cemburu Buta, Kasatpol PP Makassar Otaki Pembunuhan Pegawai Dishub. Terancam Hukuman Mati

Cemburu Buta, Kasatpol PP Makassar Otaki Pembunuhan Pegawai Dishub. Terancam Hukuman Mati

Ilustrasi mayat. Foto: Pixabay.com

MAKASSAR, JOGLOSEMARNEWS.COM Gegara cemburu buta, Kasatpol PP Makassar yang sudah beristri ini tega menghabisi nyawa pegawai Dinas Perhubungan Makassar, Najamuddin Sewang.

Bermula dari kecurigaan keluarga korban ada lubang di tubuh korban, akhirnya kedok pelaku terbongkar. Pihak kepolisian berhasil mengunkap kasus pembunuhan tersebut.

Dalam kasus itu, polisi menetapkan empat orang tersangka di antaranya Kasatpol PP Makassar M Iqbal Asnan, dan tiga pria lainnya berinisial S, AKM dan A.

Terungkapnya kasus ini berawal dari ditemukannya jasad pegawai Dinas Perhubungan Makassar Najamuddin Sewang di Jalan Danau Tanjung Bunga, Minggu (3/4/2022) siang.

Saat itu, jasad Najamuddin Sewang yang masih berseragam dinas perhubungan sudah tergeletak di jalan.

Awalnya, Najamudin diduga tewas akibat kecelakaan tunggal.

Namun, setelah jasadnya hendak dikafani, keluarga menemukan adanya lubang di tubuh almarhum.

Lubang itu, menyerupai bekas luka tembakan dan mengeluarkan darah.

Atas temuan itu, pihak keluarga pun sepakat untuk dilakukan autopsi terhadap jasad Najamuddin.

Setelah dilakukan autopsi di RS Bhayangkara, terungkap bahwa Najamuddin Sewang tewas ditembak.

Hal itu dikuatkan dengan adanya proyektil peluru yang bersarang di bawah ketiak kiri korban.

Proyektil itu pun kemudian diselidiki di Laboratorium Forensik Cabang Makassar.

Beranjak dari temuan tersebut, kepolisian pun bergerak melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah barang bukti.

Setelah hampir dua pekan berlalu, akhirnya kasus penembakan tersebut pun terungkap.

Penembakan tersebut ternyata diotaki Kasatpol PP Makassar M Iqbal Asnan.

Otak pembunuhan tersebut pun ditangkap polisi di rumahnya Jalan Muh Tahir, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (16/4/2022) sore.

Sebelum digelandang ke Mapolrestabes Makassar, di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Iqbal Asnan lebih dahulu diminta menandatangani surat penangkapan.

Iqbal Asnan ditangkap tanpa adanya perlawanan.

Dari rumahnya di kawasan selatan Kota Makassar, dia lalu diangkut menggunakan mobil Mitsubishi Pajero Sport ke Mapolrestabes.

Baca Juga :  Penangkapan Begal Bersenjata Api di Garut Diwarnai Aksi Penembakan, 1 Pelaku Tewas

Istri Iqbal Asnan sempat menyaksikan proses penangkapan suaminya dan berusaha untuk ikut di dalam mobil polisi, namun polisi tak mengizinkan.

Sang istri yang juga menjabat lurah di Makassar kemudian menyusul ke Mapolrestabes, depan Balaikota Makassar atau seberang kantor Satpol PP Makassar

“Suami saya bukan pembunuh. Ini jahat sekali,” kata dia.

Dia berani menjamim Iqbal bukan pembunuh pada tragedi yang terjadi di Jalan Danau Tanjung Bunga, Makassar, Ahad atau Minggu (3/4/2022).

“Kami sahur bersama. Kak Iqbal tidur pagi hingga siang karena tidak ngantor. Nanti setelah dzuhur baru mulai memantau proses penertiban anjal dan Pak Ogah. Itu pun dilakukan dari rumah,” kata dia.

 

Cinta segitiga

Sementara itu, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto mengatakan latar belakang dari pembunuhan tersebut adalah cinta segitiga antara pelaku, korban, dan seorang wanita yang bekerja di Dinas Perhubungan.

“Untuk motif dari para pelaku ini adalah cinta segitiga maupun motif pribadi,” kata Kombes Pol Budhi Haryanto, Sabtu malam.

Atas dasar itu, ia pun memastikan kasus penembakan itu bukanlah aksi teror.

“Jadi saya ulangi tidak ada teror di Kota Makassar ini, tapi ini adalah motif atau masalah pribadi,” jelasnya.

Budhi pun mengungkap peran keempat tersangka.

Iqbal Asnan disebutkan merupakan otak dari pembunuhan berencana pada 3 April lalu itu.

Sementara tiga pria lainnya berinisial AKM, A dan S disebut berperan sebagai eksekutor, pemantau atau penggambar di lokasi.

“Ada otak pelaku, ada yang merencanakan terus sampai dengan eksekutor. Sementara otak pelaku adalah pejabat Kota Makassar (M Iqbal Asnan),” kata Budhi Haryanto.

Kata bernada ancaman

Sebelum peristiwa penembakan, Iqbal Asnan sempat melontarkan ucapan bernada ancaman.

Kata ancaman tersebut diterima Juni Sewang, kakak almarhum Najamuddin Sewang, pada 2019 silam.

Baca Juga :  Tragis! Tamu Hotel di Kendari Ditemukan Tewas dengan Leher Terjerat Tali Rafia

Saat itu, Iqbal Asnan menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar dan Najamuddin sebagai staf alias bawahannya.

Bermula saat Najamuddin dekat dengan perempuan berinisial R yang juga merupakan pegawai Dishub.

Iqbal yang diduga cemburu pun menelpon Juni yang merupakan juniornya di salah satu kampus swasta ternama.

Juni Sewang, kakak almarhum Najamuddin Sewang. Najamauddin merupakan pegawai Dishub Makassar yang tewas ditembak di Tanjung Bunga, Makassar, Sulsel, Ahad atau Minggu (3/4/2022), karena motif asmara.

“Kalau soal cinta segitiga yang disebut pak Kapolres itu saya paham, saya tahu. Karena I (Iqbal Asnan) sendiri pernah menghubungi saya secara langsung dan mengatakan ada (kata-kata) tekanan pengancaman di dalamnya,” kata Juni ditemui di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (17/4/2022) malam.

“Ancamannya itu disampaikan ke saya, ‘kalau bukan adikmu itu (Najamuddin Sewang) saya habisi,” ucap Juni menirukan perkataan Iqbal.

Juni pun tidak menyangka, Iqbal yang dikenalnya sejak lama nekat berbuat sadis terhadap adiknya.

Atas kasus tersebut, keempat pelaku dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman seumur hidup atau hukuman mati.

www.tribunnews.com