Beranda Umum Nasional Hadapi Tekanan Inflasi dan Lonjakan Harga, Menko Airlangga: Presiden Minta Program Perlindungan...

Hadapi Tekanan Inflasi dan Lonjakan Harga, Menko Airlangga: Presiden Minta Program Perlindungan Masyarakat Diintensifkan

Menko Airlangga dan Menkeu Sri Mulyani / istimewa

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Menyikapi adanya tekanan inflasi dan lonjakan harga komoditas global sebagai akibat situasi geopolitik dunia, program perlindungan masyarakat perlu diintensifkan lagi.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto setelah mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menko Airlangga mengatakan, situasi geopolitik dunia yang meningkat akibat konflik Rusia dan Ukraina memang telah memperburuk tekanan inflasi dan mengakibatkan lonjakan harga komoditas global.

“Terutama energi dan pangan yang juga berdampak pada perekonomian di tanah air,” ujarnya seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Sesuai arahan presiden, demikian Airlangga, seluruh jajarannya akan memantau perkembangan harga komoditas global, selain mengintensifkan program perlindungan masyarakat.

Arahan tersebut diungkapkan Menko Airlangga dalam keterangan pers bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna (SKP) yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/4/2022).

“Bagi Indonesia ada dua akibat, satu terkait dengan penerimaan ekspor tentu akan ada kenaikan tetapi juga ada transmisi (akibat) di dalam negeri yang tidak bisa seluruhnya ditransmisikan ke masyarakat. Oleh karena itu, tadi arahan Bapak Presiden bahwa perlindungan sosial perlu terus dipertebal,” ujar Menko Airlangga.

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengumumkan kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng yang diberikan kepada 20,5 juta keluarga yang termasuk dalam daftar Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH), serta 2,5 juta PKL yang berjualan makanan gorengan.

Baca Juga :  Misteri Pagar Laut Mulai Terkuak! Kades Kohod Akui Alat yang Disita Bareskrim untuk Palsukan Surat Izin Pagar Laut

Ketua Umum Partai Golkar menegaskan, bantuan diberikan untuk tiga bulan dengan besaran sebesar Rp 100.000 setiap bulannya dan dibayar di muka pada bulan April. Selain itu, Bantuan PKH dan Kartu Sembako serta BLT Desa juga terus digulirkan pemerintah.

“Program baru yang diarahkan Bapak Presiden, yaitu bantuan subsidi upah (BSU) untuk (pekerja dengan) gaji yang di bawah Rp 3,5 juta. Besarnya Rp 1 juta per penerima dan sasarannya 8,8 juta pekerja, dan kebutuhan anggaran Rp8,8 triliun,” ungkap Airlangga.

Selain itu, direncanakan juga pemberian Bantuan Produkti Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp600 ribu per penerima yang diberikan kepada usaha mikro nonpenerima Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (BT-PKLWN).

“Nanti akan juga diagendakan, besarannya Rp600 ribu per penerima. Ini sama dengan PKLWP dan sasarannya 12 jutaan (penerima),” ujarnya.

Dalam SKP, Kepala Negara juga meminta kepada jajaran terkait untuk memperhatikan harga pupuk yang juga melonjak naik, baik pupuk subsidi maupun non-subsidi.

Penggunaan pupuk akan diprioritaskan pada komoditas prioritas, seperti padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, tebu rakyat, dan kakao.

Baca Juga :  Belum Sebulan Menjabat Dirjen Migas ESDM, Achmad Muchtasyar Ditendang Keluar oleh Menteri Bahlil

“Pupuk yang disubsidi juga mulai dibatasi, urea dan NPK. Kita ketahui urea sekarang harganya mendekati 1.000 dolar (Amerika Serikat). Potash dan KCL Indonesia impor, dan salah satunya kan impornya juga dari Ukraina,” ujar Menko Ekon.

Airlangga menambahkan, Presiden juga menekankan agar subsidi pupuk yang diberikan pemerintah betul-betul tepat sasaran untuk mendorong ketersediaan pangan yang cukup.

“Bapak Presiden mewanti-wanti agar subsidi pupuk nanti tepat sasaran. Para petani bisa menerima pupuk sehingga tentunya harga pupuk tidak membuat kelangkaan pupuk, dan tentunya pada akhirnya tidak mendorong ketersediaan pangan yang aman,” tandasnya. Suhamdani