JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Hasil Lab 7 Sapi Mati Mendadak di Gemantar Sragen Sudah Keluar. Alhamdulillah Negatif Antraks dan Brucella

Ilustrasi warga menyiapkan lubang untuk memakamkan sapi yang mati mendadak secara misterius. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen memastikan kematian 7 ekor sapi secara mendadak di Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Sragen bukan karena penyakit antraks.

Penegasan itu didasarkan hasil uji Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jateng yang keluar beberapa hari lalu.

Uji lab dilakukan dari sampel feses dan darah yang diambil oleh petugas saat terjun mengecek ke lokasi kematian sapi belum lama ini.

“Dari dinas sudah turun mengambil sampel darah dan feses sapi yang mati. Kita kirim ke lab provinsi Jateng. Hasilnya sudah keluar, negatif antraks,” papar Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Sragen, Toto Sukarno kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (9/4/2022).

Baca Juga :  Terbaik, Bank Djoko Tingkir Sragen Tetap Konsisten Kembali Meraih Penghargaan TOP BUMD Tahun 2024 Golden Trophy

Toro menguraikan hasil lab menunjukkan kematian sapi-sapi itu juga tidak menunjukkan gejala terserang zoonosis atau penyakit menular pada hewan ke manusia.

Meski demikian, hasil lab tidak bisa mendeteksi pemicu utama yang membuat 7 ekor sapi warga itu mendadak mati.

“Diagnosa dari Lab Provinsi belum bisa mendeteksi apa pemicunya. Mudah-mudahan nanti dari BB Vet Wates Jogja bisa ada peneguhan, pemicunya apa,” terang Toto.

Hanya, hasil lab menegaskan kematian sapi-sapi di Gemantar bukan karena antraks atau brucella (penyakit bakterial yang menginfeksi ternak sapi atau kambing).

Baca Juga :  Prestasi Gemilang Bintang Lima dan Terbaik TOP BUMD Awards 2024: Inilah Bukti Keunggulan RSUD dr. Soeratno Gemolong Sragen

Toto menyebut hasil lab itu setidaknya memberi kelegaan. Pasalnya sejak awal yang sempat dikhawatirkan adalah antraks.

“Sragen kan endemis (antraks). Makanya yang kita khawatirkan adalah antraks. Tapi sudah lima tahun terakhir tidak ada kasus,” tandasnya.

Ia membenarkan data yang diterima dinas, sejauh ini total ada 7 ekor sapi milik warga yang mati mendadak. Mayoritas kematian terjadi pada sapi dewasa.

“Tapi itu sudah sejak Januari sampai bulan ini. Kalau keterangan warga, rata-rata gejalanya nafsu makan menurun, kemudian kembung lalu mendadak mati,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com