SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM —Kejadian jebolnya tembok bekas Keraton Kartasura diakui Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid, sebagai hilangnya kesadaran bersama tentang situs peninggalan bersejarah.
Upaya pelestarian sejarah, menurutnya tidak berhenti sampai dengan penetapan tembok bekas Keraton Kartasura yang dijebol sebagai situs cagar budaya saja.
“Setelah kita menetapkan, gak berhenti sampai di situ saja. Ini harus ada upaya memahamkan, saya kira semua situs peninggalan bersejarah kita adalah bagian dari identitas. Kalau sementara ini temboknya dihilangkan, sebagian dari identitas kita ikut hilang,” katanya.

Hilmar mengusulkan agar kesadaran tentang sejarah tersebut dapat dibangun sejak dini. Utamanya kepada para pelajar di wilayah sekitar jebolnya tembok bekas Keraton Kartasura tersebut. Mereka diminta dipahamkan dengan peninggalan perjalanan sejarah bangsa ini. Karena itulah para pelajar sekitar bekas Keraton Kartasura perlu diajak datang ke situs ini biar paham.
“Kesadaran bersama ini yang saya kira perlu ada dibangun. Ijin sama bupati untuk anak anak SD, SMP, SMA di wilayah sini wajib tahu di lingkungan ini memang ada situs yang sangat bersejarah. Sangat penting dalam perjalanan sejarah, didekatkan lagi. Diajak datang dan dipahamkan,” paparnya.
Selain itu pada pertemuan tengah Mei mendatang pihaknya berencana mengikutsertakan guru-guru sejarah sebagai upaya pelestarian situs cagar budaya tersebut.
“Nanti yang akan kumpul dalam pertemuan tengah Mei duduk bersama guru sejarah. Semua komponen yang akan berperan penting memastikan pelestarian situs ini,” pungkasnya.(ANDO)
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















