Beranda Daerah Sragen Prihatin Cekcok Sesama Muslim, Mantan Bupati Sragen Untung Wiyono Minta Pendakwah yang...

Prihatin Cekcok Sesama Muslim, Mantan Bupati Sragen Untung Wiyono Minta Pendakwah yang Memecah Belah Diberi sanksi. “Silakan Berkaca ke Yaman!”

Mantan Bupati Sragen, Untung Wiyono berada di kompleks masjid dan ponpes yang didirikan di tanah wakaf keluarganya di Ndayu, Jurangjero, Karangmalang. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mantan Bupati Sragen, Untung Wiyono mengajak semua umat muslim untuk menanggalkan ujaran provokatif dan dakwah yang memecah belah.

Ia meminta semua berkaca pada Yaman. Negara di jazirah Arab bagian timur itu dinilai rusak karena pertentangan antar sesama muslim yang tak kunjung henti.

“Saya kadang ngelus dada. Bangsa kita ini mayoritas muslim tapi realisasi di kehidupannya nomor 100 sekian. Bandingkan dengan Norwegia, di mana di sana muslim jadi minoritas tapi toleransi dan pengamalan nilai-nilai Islam dan Al Qur’an dalam kehidupan malah tinggi, masuk 10 besar di dunia,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (28/4/2022).

Ia mengaku prihatin dengan kehidupan beragama utamanya di internal muslim di Indonesia.

Selama ini sering terjadi cekcok dan menghujat antara kelompok muslim satu dengan lain.

Munculnya ujaran kebencian terhadap sesama muslim dan maraknya dakwah yang provokatif, adalah hal yang harus menjadi perhatian semua pihak.

Baca Juga :  HRS Kader Golkar Sragen Sempat Jadi Tersangka di Polres Sragen Kini Bebas Dari Jerat Pidana Lewat Praperadilan

Karenanya ia meminta pemerintah bisa cermat terhadap aktivitas dakwah yang ada di masyarakat. Jika memang bernuansa SARA, provokatif apalagi memecah belah, harus diberi sanksi tegas.

“Kita ini bangsa besar, umat muslimnya terbesar juga. Jangan lah sesama muslim cekcok terus. Yaman itu jadi kaca benggalanya, yang rusak oleh sesama muslim sendiri. Makanya saya keras, kasih masukan ke pemerintah kalau ada yang dakwah memecah belah harus di berikan sanksi. Harus begitu, kalau dakwahnya nggak Pancasila di Indonesia, tidak. Kalau dakwah nggak mau mengamalkan Pancasila ya jangan di Indonesia,” tandasnya.

Atas alasan itulah, Ponpes As Sholawat yang ia dirikan di tanah wakaf keluarga di kampung kelahirannya di Ndayu, Jurangjero, Karangmalang, sudah disiapkan pendakwah dan pengasuh yang selaras dengan amalan Pancasila.

Baca Juga :  Diduga Proyek Pengerjaan Bangunan Cagar Budaya Pendapa Petilasan Mangkubumi di Sragen Asal Asalan Baru Dibangun Sudah Ambruk

Sehingga nantinya ilmu yang diajarkan juga bisa mendidik generasi muda yang beriman dan tetap menjaga nilai Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Wardoyo

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.