SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kepergian Drs Surtono, Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sragen yang tutup usia, Sabtu (16/4/2022) dinihari meninggalkan duka mendalam.
Tak hanya bagi ribuan warga PSHT di Sragen, kepergian pria berusia 70 tahun itu juga menyisakan duka bagi keluarga.
Maklum, di mata keluarga, almarhum Pak Surtono dikenal sebagai sosok dengan jiwa sosial yang sangat tinggi.
Bahkan saking sosialnya, terkadang ia rela mengabaikan kepentingannya sendiri demi bisa membantu atau menolong orang lain.
Kenangan sosok almarhum itu diungkapkan putri keduanya, Diyah Pramukti. Kepada Joglosenarnews.com, Diyah menggambarkan bapaknya sebagai sosok yang sangat sosial.
“Bapak itu kadang lebih mementingkan orang lain daripada urusannya sendiri atau keluarga. Kayak misalnya rela namanya dipakai untuk pinjam utang teman atau orang yang membutuhkan bantuannya. Padahal kadang dipinjam anaknya malah nggak boleh,” ujar Diyah.
Kemudian, jiwa sosial almarhum juga sangat terlihat ketika dimintai tolong untuk urusan yang membutuhkan bantuannya.
Terlebih apabila untuk urusan warganya, tak segan ia memilih mengabaikan kepentingannya sendiri demi bisa membantu yang membutuhkan.
Jiwanya yang supel juga membuat almarhum lebih dekat dengan kalangan bawah tanpa membeda-bedakan latar belakang sosial dan lainnya.
Hal inilah yang membuat almarhum dikenal sebagai sosok yang punya banyak relasi dan pertemanan.
“Bapak itu ya gitu, lebih suka memikirkan orang lain. Kadang nggak malu untuk mbantu yang di bawah. Malah lebih dekat dengan orang-orang biasa. Nggak memandang strata apapun, pokoknya bapak itu senang sosial,” urai Diyah.
Jiwa sosial dan supel itu juga ditunjukkan dengan banyaknya pelayat yang hadir saat pemakaman, Sabtu (16/4/2022) siang.
Tak hany menyampaikan belasungkawa, ribuan pelayat juga turut mengantar jenazah almarhum ke peristirahatan terakhirnya di makam Kawistu, Karang Tengah, Sragen berdampingan dengan makam kakaknya.
Sejak pagi, ribuan pelayat dari warga PSHT Sragen dan sekitarnya sudah tumpah ruah memadati kediaman duka di Putat Asri RT 43A/2A, Kroyo, Karangmalang, Sragen.
Sejumlah tokoh dan pejabat Sragen maupun provinsi juga turut hadir menyampaikan belasungkawa.
Jenazah kemudian diberangkatkan ke pemakaman pukul 13.00 WIB. Ratusan warga PSHT dan petakziah turut mengantar almarhum ke peristirahatan terakhirnya di Karang Tengah.
“Bapak dimakamkan di Kawistu itu karena ingin berdampingan dengan makam Pakde (kakaknya),” ujar putri almarhum, Diyah Pramukti kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , seusai pemakaman.
Ia mengatakan petakziah utamanya warga PSHT memang datang dari berbagai daerah tidak hanya dari Sragen.
Ada pula dari daerah sekitar termasuk dari wilayah Jawa Timur. Ia mengaku sangat kehilangan sosok almarhum yang selama ini dikenal sebagai bapak yang sangat berjiwa sosial.
Almarhum mengembuskan nafas terakhirnya pukul 12.30 WIB akibat serangan asam lambung.
Sempat dilarikan ke RSI Amal Sehat Sragen, namun nyawanya tak terselamatkan. Almarhum meninggalkan empat orang anak, seorang istri dan dua cucu. (Wardoyo)