JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Berkarya dari Desa, PT Sinergi Solo Sejahtera Jadi UMKM Pemasok Mold Skala Nasional Bersama Yayasan Dharma Bhakti Astra

Proses produksi mold di PT Sinergi Solo Sejahtera. Jsnews/ Prihatsari
   

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Berdomisili di sebuah desa kecil di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah tidak menjadikan Sutarmin patah semangat membangun usaha di sektor industri lewat nama PT Sinergi Solo Sejahtera.

Jatuh bangun menjalankan usahanya sejak tahun 2013 di bidang pembuatan mold atau cetakan dari logam dijalaninya di Desa Selokaton, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

“Kini setelah ada pembinaan, omzet kami naik dua kali lipat. Yang awalnya kami hanya bisa melayani jasa mold untuk kawasan Solo dan sekitarnya, sekarang kami sudah merambah ke kawasan lain diantaranya Bekasi, Madiun, Gresik, Surabaya, Cikarang dan lainnya,” ujar Sutarmin, di Karanganyar, Jumat (15/4/2022).

Bahkan usahanya mampu bertahan di tengah pandemi covid-19 dua tahun terakhir ini. Meskipun diakuinya sempat terjadi penurunan pendapatan, hal itu bisa diatasi karena relasi dan customer yang loyal.

Saat ini, PT Sinergi Solo Sejahtera memasok mold untuk berbagai produk rumah gangga seperti cetakan sendok, cetakan gagang sapu, cetakan celengan dengan berbagai bentuk, gagang alat pel, dan produk lainnya.

Dan mold yang diproduksi Sutarmin kuga lebih banyak untuk industri manufaktur.

“Kami supply produk ke sejumlah perusahaan. Diantaranya pabrik sparepart otomotif di Jogjakarta, perusahaan kereta api di Madiun dan lainnya,” imbuhnya.

Selama pandemi pun, dia mengaku tidak pernah merumahkan karyawannya. Bahkan dari awalnya hanya dibantu empat karyawan, kini usahanya telah menambah tenaga kerja baru total 12 karyawan. Produksi mold pin bertambah dari hanya satu mesin saja menjadi lima mesin.

“Omzet naik dari Rp100an juta per bulan menjado Rp250-300 juta per bulan. Dalam waktu dekat kami juga berencana akan menambah mesin lagi,” beber Sutarmin.

Menurutnya, perkembangan pesat UMKM yang dijalaninya dialami tiga tahun terakhir. Tepatnya sejak ia mendapatkan binaan dari Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Tidak sekedar modal, usahanya juga dibantu di bidang perluasan akses pasar.

Ketua YDBA, Sigit P Kumala mengungkapkan, 48 UMKM di kawasan Soloraya menjadi binaan YDBA dimana setengahnya bergerak di bidang manufaktur. Sisanya bergerak di bidang pertanian dan kerajinan.

“Menuju UMKM mandiri, mereka harus memenuhi standar produksi. Baik dari proses, perizinan, sampai marketing. Karena kalau produksi tidak ada yang menyerap pasar akan bermasalah juga. Baru kemudian dari finansial dan sumber daya manusia. Terakhir Environment Health Safety (EHS). Kalau lima pilar itu terpenuhi baru nanti kita lihat bisnisnya. Yang penting mereka fokus pada QCD, Quality, cost, and delivery,” bebernya. Prihatsari

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com