BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tim pemantau komoditas Pemkab Boyolali menemukan sejumlah makanan dan minuman tak layak konsumsi. Ditemukan pula daging sapi busuk yang dijual di pasar.
Kasi Keamanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Boyolali, Rumsari menjelaskan, tim gabungan melakukan pemantauan pasar sejak 18 April lalu. Pantauan dilakukan di beberapa pasar tradisional dan swalayan.
“Untuk pasar antara lain, Pasar sayur Cepogo, Pasar Selo, Banyudono, Boyolali Kota dan Sunggingan, Pasar Mangu Ngemplak,” katanya, Kamis (28/4/2022).
Di Pasar Ampel ditemukan makanan minuman kedaluwarsa. Ada juga temuan makanan yang diindikasi menggunakan pewarna berlebihan.
“Namun, terkait jenis pewarnanya tekstil atau bukan perlu uji laboratorium,” ujarnya.
Pantauan juga menyasàr komoditas makanan segar. Tim berhasil menemukan daging sapi ditemukan basah dan asam. Daging sapi berair ini diduga diberi banyak air sebelum disembelih. Terlihat tidak keset dan kalau digantung, airnya menetes.
“Berarti sapi itu diglonggong sebelum disembelih.”
Temuan daging basah ini hampir ditemukan disemua pasar. Padahal daging yang terlalu basah juga berbahaya. Karena air yang digunakan untuk menggelonggong sapi belum tentu bersih. Padahal air pasti mengandung bakteri e-colli.
“Air yang berlebih lantas masuk ke serat daging dan otot. Ketika dikonsumsi, bakteri e-colli yang menempel daging bisa berdampak buruk bagi kesehatan.”
Ada juga temuan daging sapi busuk, dan sudah bau. Beratnya sekitar 1,24 kilogram.
“Lalu kita sita dan kita kubur. Lalu temuan juga di Pasar Mangu, Ngemplak. Ada temuan jeroan sapi jenis paru-paru yang tidak baik.”
Paru-paru tersebut terlihat biru keunguan dengan bau yang tidak normal. Awalnya, pedagang tersebut menolak dagangannya disita. Maka tim gabungan dari Dinas, TNI/Polri dan Satpol PP memberikan edukasi kepada pedagang tersebut.
“Akhirnya, jeroan tersebut disita. Temuan daging, jeroan yang busuk serta makanan minuman kedaluwarsa lantas disita dan dimusnahkan. Khusus untuk daging dengan cara dikubur.”
Khusus daging ayam, tidak ditemukan daging tiren. Tim pemantaupun fokus melihat kepalanya.
“Kalau sembelihannya hanya bolong itu kemungkinan disembelihnya hanya dicutil, sehingga penyembelihannya tidak sempurna. Yang benar, saluran nafas, makanan dan nadi semua terputus.” Waskita