JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Lemak dalam makanan memiliki fungsi untuk membantu tubuh menyerap vitamin dan mineral.
Namun hati-hati, jenis lemak jenuh cenderung meningkatkan timbulnya risiko berbagai penyakit jika dikonsumsi berlebihan.
Karena itulah, penting untuk membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh. Jika terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh akan memicu penyakit jantung dan stroke.
Setidaknya ada tiga kategori lemak, yaitu lemak jenuh, lemak tak jenuh, dan lemak trans. Keseluruhan lemak itu terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen.
Lemak jenuh dengan molekul hidrogen hanya mengandung ikatan tunggal antara molekul karbon. Sedangkan lemak tak jenuh setidaknya punya satu ikatan rangkap antara molekul karbon. Kepadatan molekul hidrogen mengakibatkan lemak jenuh menjadi penuh.
Mengutip British Heart Foundation, makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh dikaitkan dengan peningkatan kadar lipoprotein densitas rendah (LDL) atau kolesterol jahat.
Itu berkaitan risiko peningkatan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Jika hanya mengganti lemak jenuh dengan karbohidrat olahan tidak akan meningkatkan kesehatan. Seluruh jenis lemak mengandung kalori tinggi bila dikonsumsi terlalu banyak akan menyebabkan penambahan berat badan atau obesitas. Mengutip Medical News Today, mengurangi asupan lemak jenuh menghasilkan cenderurng penting terkait risiko penyakit jantung.
American Heart Association (AHA) menyarankan pola diet untuk mencapai lima persen hingga enam persen kalori dari lemak jenuh.
Mengutip heart.org, menurut AHA panduan makanan yang dikonsumsi harus seimbang asupan kalori dengan kebutuhan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat.
Pilih biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran. Penting juga untuk membatasi konsumsi garam, gula, lemak hewani, dan minuman alkohol.