SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kematian tragis bapak dan anak, Arifin (40) dan putrinya Saqilla Love Afillah Sungkar (5) yang bunuh diri bareng, ternyata menuai empati mendalam dari warga sekitar.
Sejak kematian mereka Jumat (6/5/2022) lalu, warga sekitar rumah duka spontan berinisiatif untuk menggelar yasinan setiap hari.
Yasinan itu digelar setiap sore bakda Ashar di rumah duka di Dukuh Grasak RT 43, Desa Gondang, Kecamatan Gondang.
Tak kurang dari 15 warga dipandu oleh tokoh agama setempat setiap sore berkumpul di rumah duka untuk yasinan dan berkirim doa untuk almarhum.
Seperti Selasa (10/5/2022) sore tadi, para warga dan tokoh agama juga terlihat mendatangi rumah duka. Mereka kemudian memanjatkan doa dan menggelar yasinan di ruang depan secara lesehan.
“Iya, ini atas inisiatif warga. Jadi sudah tradisi di Grasak sini, setiap ada orang meninggal, warga sekitar akan mengadakan yasinan sampai 7 harinya berturut-turut setiap sore. Yasinan di rumah Arifin ini juga sudah sejak hari kejadian sampai nanti 7 harinya,” papar Ketua RW 43, Bambang Widjo Purwanto kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (10/5/2022).
Bambang menuturkan yasinan di rumah almarhum Arifin sengaja digelar sore hari, bukan karena alasan takut menggelar malam hari di rumah yang digunakan untuk gantung diri.
Akan tetapi, waktu sore dipilih karena malam harinya rumah itu dikosongkan. Sebab putri sulung almarhum, Livi (11) selama ini ikut kakek neneknya yang tinggal di Sambungmacan.
“Jadi kalau sore kakeknya ke sini yasinan sama warga. Nanti malamnya selesai yasinan pulang ke Sambungmacan. Setiap hari seperti itu. Sorenya yasinan malamnya pulang. Bukan karena takut kalau malam hari,” tutur Bambang.
Bambang menambahkan kematian Arifin dan putrinya yang terbilang tragis memang sempat mengejutkan dan menuai empati warga.
Sebab selama ini, almarhum selama ini dikenal baik di masyarakat. Kondisi ekonomi almarhum yang terbilang dengan keterbatasan dan kerja serabutan, juga membuat warga turut prihatin dan berempati atas kejadian itu. Wardoyo